Para sandera diculik setelah meninggalkan panti asuhan di luar Port-au-Prince pada 16 Oktober. Sebanyak 16 orang yang diculik adalah orang Amerika dan satu orang Kanada. Lima di antaranya adalah anak-anak, termasuk bayi berusia delapan bulan.
Pemerintah AS telah berjanji untuk bekerja dengan pihak berwenang Haiti untuk membebaskan para sandera. "Kami tanpa henti fokus pada administrasi ini, termasuk mengirim tim ke Haiti dari Departemen Luar Negeri, bekerja sangat erat dengan FBI, yang memimpin dalam hal-hal semacam ini, dalam komunikasi terus-menerus dengan Polisi Nasional Haiti, gereja tempat para misionaris itu berada, serta dengan Pemerintah Haiti," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Kelompok misionaris yang berbasis di Ohio yang anggotanya diculik, Christian Aid Ministries, menyerukan satu hari puasa dan doa untuk para sandera pada Kamis. Kelompok ini mendesak orang-orang untuk berdoa bagi korban penculikan serta para penculik.
"Berdoalah untuk para penculik, agar mereka mengalami kasih Yesus dan berpaling kepada-Nya, dan kami melihat itu sebagai kebutuhan utama mereka," kata juru bicara Christian Aid Ministries, Weston Showalter.
"Kami juga meminta doa bagi para pemimpin dan otoritas pemerintah terkait kasus ini dan upaya pembebasan para sandera," ujarnya,
Salah satu negara termiskin di dunia, Haiti telah menderita bencana alam berkala, kekerasan geng, dan krisis politik lama yang diperburuk oleh pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli. Negara ini telah mengalami lonjakan penculikan selama beberapa minggu terakhir.
Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia (CARDH), sebuah LSM Haiti, mengatakan setidaknya 119 orang diculik oleh geng kriminal di Haiti selama paruh pertama Oktober, menyusul 117 kasus pada September. "Warga tidak mempercayai polisi nasional Haiti dan ini menimbulkan masalah karena kami tidak dapat memiliki pasukan polisi yang efisien jika penduduk tidak bekerja sama," kata direktur CARDH, Gedeon Jean.