Serangan dini hari itu terjadi setelah protes mematikan di ibukota Irak atas hasil pemilihan umum pada 10 Oktober.
Kelompok-kelompok yang memimpin protes adalah milisi bersenjata lengkap yang didukung Iran yang kehilangan banyak kekuasaan parlementer mereka dalam pemilihan. Mereka menuduh ada kecurangan dalam pemungutan suara dan penghitungan suara.
Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Ahad di kediaman al-Kadhimi di Zona Hijau berbenteng di Baghdad, yang menampung gedung-gedung pemerintah dan kedutaan asing.
Sebuah pernyataan dari militer Irak mengatakan upaya pembunuhan yang gagal dilakukan dengan pesawat tak berawak yang sarat bahan peledak dan bahwa perdana menteri dalam kesehatan yang baik.
“Pasukan keamanan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan upaya yang gagal ini,” katanya.