Selasa 16 Nov 2021 12:35 WIB

Sosok Bill Richardson, Diplomat Pembebas Jurnalis AS

Richardson bertemu dengan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing pada bulan ini.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto yang disediakan oleh Richardson Center ini, mantan Duta Besar AS untuk PBB Bill Richardson, kanan, berpose dengan jurnalis Danny Fenster di Naypyitaw, Myanmar, Senin, 15 November 2021.
Foto:

Richardson memulai karirnya sebagai negosiator untuk pembebasan penyanderaan pada 1994. Kemudian dia terpilih sebagai anggota House of Representative, dan melakukan perjalanan ke Korea Utara untuk membahas kesepakatan nuklir yang diinisiasi oleh mantan Presiden Bill Clinton.

Korea Utara menembak jatuh sebuah helikopter militer AS yang memasuki wilayahnya. Tembakan itu menewaskan satu pilot, dan Korea Utara menangkap beberapa orang lainnya.

Serangan itu terjadi ketika Richardson dalam perjalanan menuju Korea Utara. Namun serangan tersebut tidak menghentikan langkah Richardson untuk bernegosiadi. Dia berada di Pyongyang selama beberapa minggu untuk bernegosiasi.

Richardson juga pernah bertemu dengan diktator Irak Saddam Hussein. Ketika itu, Richardson bernegosiasi untuk pembebasan dua warga Amerika yang ditahan setelah menyimpang dari perbatasan Kuwait.

 “Aturan pertama dalam bernegosiasi, dengan saya, adalah Anda harus berhubungan dengan musuh Anda secara pribadi. Anda harus menghormati mereka. Anda harus tahu apa yang membuat mereka tergerak,” kata Richardson dalam sebuab podcast yang diproduksi oleh majalah Foreign Policy pada 2018.

 “Anda harus membiarkan pihak lain menyelamatkan muka dan menemukan beberapa cara agar mereka mendapat pujian, bahwa mereka mendapatkan sesuatu dari negosiasi, pada dasarnya, satu-satunya hal yang mungkin dilakukan adalah pujian atas sikap kemanusiaan," kata Richardson menambahkan.

Richardson kemudian menjabat sebagai duta besar AS untuk PBB dan menteri energi di bawah pemerintahan Clinton. Dia terpilih sebagai gubernur New Mexico pada 2002. Namun dia gagal mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Demokrat pada 2008.

Richardson dan stafnya, di Richardson Center for Global Engagement sekarang sering bepergian dengan misi pribadi, tanpa izin dari pemerintah AS. Mereka melakukan misi atas permintaan keluarga orang-orang yang diculik, ditahan, atau dibunuh di negara-negara yang memiliki hubungan sulit dengan Washington.

Pada 2014 Richardson kembali ke Korea Utara bersama CEO Google Eric Schmidt. Ketika itu, dia meminta Korea Utara untuk membebaskan misionaris Korea-Amerika Kenneth Bae.

Richardson juga membebaskan seorang siswa, Otto Warmbier yang dibawa kembali ke Amerika Serikat pada 2017 dalam kondisi kesehatan yang buruk. Tak lama kemudian, Warmbier meninggal dunia. Richardson berurusan dengan para pemimpin Islam Iran untuk membantu pembebasan Xiyue Wang pada 2019 dan Michael White pada 2020.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement