Rabu 17 Nov 2021 18:58 WIB

UEA Incar Kesepakatan Pembelian Rudal dari Korsel

Uni Emirat Arab (UEA) mengincar kesepakatan rudal Korsel senilai 3,5 miliar dolar AS

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Uni Emirat Arab (UEA) mengincar kesepakatan rudal Korsel senilai 3,5 miliar dolar AS. Ilustrasi.
Foto:

M-SAM Korsel yang dikenal sebagai Cheongung (Busur Surga) adalah sistem rudal permukaan-ke-udara jarak menengah yang dikembangkan oleh Badan Pengembangan Pertahanan dengan dukungan teknis dari Rusia. Cheongung dapat mencegat target hingga ketinggian 15 kilometer pada jarak 40 kilometer. Sistem rudal itu merupakan sistem pertahanan rudal dan udara tiga tingkat Korsel.

"Kesepakatan ini merupakan dorongan besar bagi industri pertahanan Korsel pada saat perlu menemukan partner kerja sama di pasar global untuk tetap bertahan," kata seorang analis pertahanan di Jaringan Pertahanan Korea, Lee Il-woo.

Menurutnya, pasar domestik Korsel terlalu sempit bagi industri pertahanan untuk memiliki skala ekonomi. "Korsel hampir menarik diri dari negara-negara maju dalam teknologi rudal pertahanan udara," ujarnya.

Penjualan yang direncanakan datang ketika Korsel berusaha membangun industri pertahanannya sebagai penghasil mata uang utama di luar kebutuhan domestik demi melawan ancaman dari Korea Utara yang bersenjata nuklir. Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan pemerintah berencana melonggarkan peraturan dan memberikan sektor dukungan keuangan serta upaya diplomatik untuk memeliharanya sebagai industri ekspor utama.

Moon yang berpidato di pameran militer Seoul bulan lalu menyebut Korsel kini harus berusaha untuk menjadi pemimpin industri pertahanan. Menunjuk ke FA-50, dia memuji sistem yang dikembangkan dalam negeri. "Saya bisa merasakan kehebatan FA-50, yang kami kembangkan dengan teknologi kami sendiri," kata Moon saat itu.

Korsel juga berencana untuk menghabiskan lebih dari 80 persen anggaran akuisisinya untuk pasokan domestik. Dana itu kemudian direncanakan dilipatgandakan untuk lokalisasi suku cadang pada 2026 yang fokus pada bidang-bidang ancaman perang termasuk kecerdasan buatan, drone, robotika, dan luar angkasa.

"Kami membayangkan militer yang cerdas tapi kuat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi maju serta mempromosikan perdamaian bersama dengan komunitas internasional," ujar Moon.

Menurut data Stockholm International Peace Research Institut, ekspor senjata Korsel dari 2016-2020 adalah 210 persen lebih tinggi dari 2011-2015. Korsel juga merupakan salah satu importir senjata terbesar di dunia. Negara tersebut membeli sistem senjata utama seperti jet tempur siluman F-35 buatan Amerika dalam beberapa tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement