Selasa 30 Nov 2021 05:49 WIB

Kisah Para Ilmuwan Nuklir Iran yang Dibunuh Mossad

Menjadi ilmuwan nuklir di Iran berarti berada dalam bahaya dan jadi target pembunuhan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Dalam foto yang dirilis oleh situs resmi Kementerian Pertahanan Iran, personel militer berdiri di dekat peti mati terbungkus bendera Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan yang terbunuh pada hari Jumat, saat upacara pemakaman di Teheran, Iran, Senin, 30 November, 2020.
Foto:

Ilmuwan nuklir Iran telah menjadi target upaya pembunuhan badan mata-mata Barat dan Israel dalam beberapa tahun terakhir. Selain Fakhrizadeh, beberapa nama ilmuwan nuklir Iran telah dibunuh. Berikut daftarnya dikutip dari Middle East Eye.

1.Massoud Ali-Mohammadi

Massoud Ali-Mohammadi merupakan seorang profesor fisika partikel di University of Tehran. Dia terbunuh pada Januari 2010 oleh bom yang dikendalikan dari jarak jauh yang dipasang pada sepeda motornya.

Pada saat itu, otoritas pemerintah Iran serta rekan universitasnya bersumpah bahwa Ali-Mohammadi tidak ada hubungannya dengan program nuklir negara itu. "Dia adalah seorang profesor terkenal tetapi tidak aktif secara politik," kata direktur departemen sains University of Tehran Ali Moghari saat itu.

Namun, setahun sebelum pembunuhannya, Ali-Mohammadi telah menandatangani surat bersama dengan ratusan lainnya menyatakan dukungan untuk kandidat oposisi utama, mantan perdana menteri Mir Hussein Mousavi, dalam pemilihan presiden tahun itu. Hanya saja, setelah kematiannya, pihak berwenang Iran mencap Alimohammadi sebagai loyalis pemerintah dan menangkap beberapa tersangka dalam pembunuhannya, menuduh mereka bekerja untuk dinas intelijen Israel.

2. Majid Shahriari

Sebelas bulan kemudian, ilmuwan yang mengelola proyek besar untuk Organisasi Energi Atom (AEO), Majid Shahriari, juga terbunuh. Seorang pengemudi sepeda motor dilaporkan berhenti di mobil Shahriari dan memasang bom, membunuhnya dalam ledakan itu. Istri dan sopirnya terluka tetapi selamat.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad saat itu mengatakan serangan tersebut tidak diragukan lagi adalah tangan rezim Zionis dan pemerintah barat. Baik Amerika Serikat dan Israel membantah terlibat.

3. Darioush Rezaeinejad

Darioush Rezaeinejad menjadi ilmuwan Iran berikutnya yang mengalami nasib berdarah pada Juli 2011. Dua pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati Rezaeinejad pada suatu sore, melukai istrinya dalam serangan itu.

Sosok Rezaeinejad adalah mahasiswa doktoral di Khajeh Nasroldeen Toosi University. Dia diduga bekerja pada detonator nuklir, dan menurut laporan Israel, sering terlihat memasuki laboratorium nuklir di Teheran utara.

Pihak berwenang Iran menolak intelijen semacam itu. Mereka melukiskan Rezaeinejad tidak lebih dari seorang akademisi. "Siswa yang dibunuh tidak terlibat dalam proyek nuklir dan tidak memiliki hubungan dengan masalah nuklir," kata Menteri Intelijen Iran Heidar Moslehi saat itu.

4. Mostafa Ahmadi Roshan

Kurang dari setahun kemudian, pada Januari 2012, Mostafa Ahmadi Roshan menjadi target pembunuhan berikutnya. Pengendara sepeda motor lain digunakan dalam pembunuhan Roshan, naik ke mobilnya dan memasang bom magnet yang membunuh ilmuwan dan sopirnya.

Roshan adalah seorang profesor di universitas teknik di Teheran dan supervisor departemen di pabrik pengayaan uranium Natanz. Kematiannya terjadi sepekan setelah pejabat tinggi nuklir Iran mengumumkan produksi akan segera dimulai di situs pengayaan uranium utama kedua negara itu.

AS mengutuk pembunuhan itu dan membantah bertanggung jawab. Sementara juru bicara militer Israel merilis semacam penyangkalan non-penolakan dalam sebuah pernyataan di Facebook. "Saya tidak tahu siapa yang membalas dendam pada ilmuwan Iran itu. Namun, saya jelas tidak meneteskan air mata," tulis Brigadir Jenderal Israel Yoav Mordechai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement