Rabu 22 Dec 2021 22:18 WIB

Alasan Mengapa Putin Ngotot Tumpuk Pasukan di Perbatasan Ukraina

Mempertahankan ketegangan atas Ukraina membantu Putin memperkuat pesan politiknya

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Presiden Rusia Vladimir Putin. Mempertahankan ketegangan atas Ukraina membantu Putin memperkuat pesan politiknya. Ilustrasi.
Foto:

Ukraina dan AS melihat ini sebagai langkah sah untuk memperkuat pertahanan Ukraina setelah Rusia merebut wilayah Krimea pada 2014 dan memberikan dukungan kepada separatis yang masih memerangi pasukan pemerintah di Ukraina timur. Putin mengatakan hubungan Ukraina yang berkembang dengan aliansi itu dapat menjadikannya landasan peluncuran rudal NATO yang ditargetkan ke Rusia.

Rusia menolak kecurigaan Ukraina dan AS bahwa mereka mungkin sedang mempersiapkan invasi ke Ukraina. Putin mengatakan pihaknya hanya menanggapi ancaman dan provokasi. Dia juga menginginkan jaminan keamanan dari Barat termasuk pencabutan janji keanggotaan NATO ke Kiev.

Pola Pikir dan Motif

Sebagai seorang pemimpin yang hampir tidak menoleransi oposisi domestik, Putin memiliki keengganan yang kuat terhadap revolusi di negara-negara tetangga yang dapat mendorong protes di Rusia. Di Belarusia, dia membantu menopang pemimpin veteran Alexander Lukashenko setelah demonstrasi massal tahun lalu.

Dalam kasus Ukraina, gagasan tentang tetangga dekat yang demokratis dan makmur dalam perjalanan menuju kemungkinan keanggotaan Uni Eropa dan NATO tidak menyenangkan. Kondisi ini berpotensi mengancam Putin jika itu menginspirasi Rusia dengan visi pro-Barat.

Mempertahankan ketegangan atas Ukraina membantu Putin memperkuat pesan politik di Rusia bahwa dia adalah pembela tegas kepentingan Rusia di dunia. Meski artinya dia dikelilingi oleh musuh dan ancaman. Membuat Barat menebak-nebak tentang kemungkinan invasi ke Ukraina telah menempatkan Rusia pada agenda internasional. Posisi itu pun memaksa Presiden AS Joe Biden untuk terlibat kembali dengan Putin dalam panggilan video pada 7 Desember.

Pernyataan publik Putin menunjukkan tindakannya didorong oleh keyakinan pribadi serta taktik politik. Dia mungkin juga merenungkan warisannya sendiri dengan bisa mencalonkan diri hingga dua periode lagi setelah mandatnya akan berakhir pada 2024.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada 12 Desember, Putin berduka atas runtuhnya Uni Soviet sebagai runtuhnya sejarah Rusia "Kondisi yang telah dibangun selama 1.000 tahun sebagian besar hilang," katanya.

Pernyataan tersebut mendukung pandangan beberapa analis bahwa Putin melihat Ukraina sebagai urusan yang belum selesai. Dia ingin kondisi saat ini mengikuti perebutan Krimea yang meningkatkan popularitasnya di Rusia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement