Selasa 11 Jan 2022 15:26 WIB

Kerusuhan Disebut Indikasi Pertarungan Kekuasaan Elite Kazakhstan

Media massa Barat menyebut kerusuhan di Kazakhstan indikasi pertarungan para elite

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Polisi anti huru hara berjalan untuk memblokir demonstran selama protes di Almaty, Kazakhstan, 5 Januari 2022. Media massa Barat menyebut kerusuhan di Kazakhstan indikasi pertarungan para elite.
Foto:

Pertarungan Kekuasaan

Justru ada konsensus di kalangan media bahwa kekerasan Kazakhstan lebih merupakan pertarungan kekuasaan dalam elite penguasa Kazakhstan, khususnya antara Presiden Kassym-Jomart Tokayev dan mantan presiden Nursultan Nazarbayev yang sebelum ini menjadi penguasa terselubung di balik Tokayev. Tokayev memang orang pilihan Nazarbayev ketika tokoh yang selama tiga dekade memerintah Kazakshtan itu mundur pada 2019.

Itulah yang membuat banyak orang Kazahkstan menilai Tokayev disetir oleh Nazarbayev yang memang mengisi jabatan ketua Dewan Keamanan yang amat berkuasa di negara itu. Entah demi membenarkan pertarungan kekuasaan atau demi menangkal tudingan menjadi pion Nazarbayev, Tokayev mencopot Nazarbayev dari jabatan ketua Dewan Keamanan tak lama setelah kerusuhan di Almaty.

Akan tetapi Nazarbayev mengaku dia hanya mengundurkan diri demi memberi jalan kepada Tokayev untuk memulihkan ketertiban. Faktanya pencopotan tidak berhenti pada Nazarbayev karena orang-orang dekatnya ikut dicopot, termasuk Karim Massimov, mantan tangan kanan Nazarbayev yang juga eks kepala dinas intelijen Kazakhstan. Tudingannya berat sekali: mengkhianati negara.

Tokayev terlihat terus mengonsolidasikan kekuasaan seolah ingin memupus bayang-bayang Nazarbayev. "Saya kira banyak kalangan yang terus menilainya orang yang dicalonkan Nazarbayev, bahwa Nazarbayev ada di belakang dia dan memanipulasi dia," kata mantan perdana menteri Kazakhstan Akezhan Kazhegeldin kepada Reuters.

Mantan orang kepercayaan Nazarbayev yang berubah menjadi tokoh oposisi yang kini mengasingkan di luar negeri itu menilai Tokayev sekarang memiliki kekuasaan eksekutif penuh sehingga harus mengambil komando.

Selalu ada dimensi internal dan eksternal ketika sebuah negara bergejolak, apalagi negara kaya energi dan sestrategis Kazakhstan. Sehingga tak mungkin menjadi semata urusan internal Kazakhstan, apalagi negara ini berbatasan dengan raksasa seperti Rusia yang enggan melepaskan cengkeraman kepada sebagian besar negara-negara bekas Uni Soviet dan merasa berkepentingan dengan yang terjadi di negara-negara itu.

Akan tetapi persoalan Kazakhstan tak akan selesai hanya dengan membuat generalisasi bahwa pelaku protes bandit atau teroris. Sebaliknya ketidakpuasan massa, khususnya terhadap keluarga Nazarbayev yang dianggap klan kleptokrat dan masih mengendalikan negeri ini, adalah hal yang juga harus dijawab pemerintah Tokayev dan sepertinya tengah dijawab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement