Sabtu 26 Feb 2022 11:30 WIB

Rusia Veto Resolusi DK PBB Soal Invasi ke Ukraina, China Abstain

Rancangan resolusi DK menuntut agar Rusia segera menghentikan penggunaan kekuatan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Jumat (25/2/2022)
Foto:

Perdebatan terjadi ketika membahas soal resolusi tersebut sehingga voting sempat tertunda dua jam untuk negosiasi menit terakhir oleh AS dan lainnya agar China juga tidak menggunakan hak vetonya meski akhirnya abstain. DK PBB kemudian melunakkan bahasa dalam resolusinya untuk mengatakan 'menyesalkan' agresi Rusia terhadap Ukraina dari 'mengutuk', sementara referensi ke Bab 7 Piagam PBB, yang berkaitan dengan sanksi dan otorisasi kekuatan, dihapus bersama dengan mengacu pada "presiden".

Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina saat DK PBB bertemu di New York pada Rabu malam untuk mencoba dan meredakan ketegangan yang meningkat selama berminggu-minggu. "Jangan salah. Rusia terisolasi. Tidak ada dukungan untuk invasi ke Ukraina," kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward kepada dewan setelah pemungutan suara.

Duta Besar India untuk PBB TS Tirumurti mengatakan kepada dewan bahwa sangat disayangkan bahwa jalur diplomasi dihentikan. "Kita harus kembali ke sana. Untuk semua alasan ini, India telah memilih untuk abstain pada resolusi ini," katanya.

Duta Besar UEA Lana Nusseibeh mengatakan negaranya mendukung penekanan rancangan resolusi pada mematuhi hukum internasional dan Piagam PBB dan berkomitmen untuk integritas teritorial, kedaulatan dan kemerdekaan semua negara anggota PBB. Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia berterima kasih kepada negara anggota DK PBB yang tidak mendukung rancangan tersebut. Menurutnya resolusi itu digambarkannya sebagai anti-Rusia.

"Draf resolusi Anda tidak lain adalah langkah brutal dan tidak manusiawi lainnya di papan catur Ukraina ini," kata Nebenzia setelah pemungutan suara.

 

Berdiri di luar ruang Dewan Keamanan, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan: "Kita tidak boleh menyerah."Penting untuk diingat bahwa PBB bukan hanya ruang di belakang saya. Ini adalah puluhan ribu wanita dan pria di seluruh dunia," katanya. "Berdiri, mengantarkan, memperpanjang garis harapan," ujarnya menambahkan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement