Selasa 19 Apr 2022 14:19 WIB

Rusia Berhasil Terobos Garis Pertahanan Ukraina

Kota Kreminna digempur rudal semalaman.

Rep: Lintar Satria/Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Kendaraan yang rusak dan terbakar terlihat di bagian yang hancur dari Pabrik Metalurgi Illich Iron & Steel Works, saat asap mengepul dari Metallurgical Combine Azovstal selama pertempuran sengit, di daerah yang dikendalikan oleh pasukan separatis yang didukung Rusia di Mariupol, Ukraina, Senin, April 18, 2022. Militer Ukraina mengatakan pertempuran di jalan-jalan Kota Kreminna mulai pecah dan proses evakuasi tidak mungkin dilakukan.
Foto:

Militer Rusia mengatakan berhasil menghancurkan gudang yang menyimpan pasokan senjata Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa di kota Lviv, Ukraina. Misi penghancuran itu dilaksanakan armada jet tempur Rusia.

“Angkatan Bersenjata Rusia menghancurkan pusat logistik dan pengiriman besar senjata asing yang ada di dalam, yang tiba di Ukraina dari AS dan negara-negara Eropa selama enam hari terakhir,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov pada Senin (18/4/2022), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Dia mengungkapkan, gudang senjata itu dihancurkan menggunakan rudal berpresisi tinggi yang diluncurkan jet tempur Rusia. Menurut Konashenkov, sejak melancarkan “operasi militer khusus” di Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia berhasil menghancurkan 331 fasilitas militer.

“Pasukan rudal dan artileri menghantam 331 fasilitas militer. Sembilan pos komando, gudang senjata rudal dan artileri, serta 315 daerah konsentrasi tenaga kerja musuh di daerah pemukiman Popasnaya dan Novomayorskoye terkena serangan,” kata Konashenkov.

 

Saat ini Rusia tengah mengonsentrasikan pasukannya di timur dan selatan Ukraina. Mereka dilaporkan bersiap meluncurkan serangan darat ke Donbas. Menurut PBB, sejak pertempuran pecah pada 24 Februari lalu, lebih dari 1.300 warga sipil di Ukraina terbunuh akibat serangan Rusia. PBB memperkirakan, jumlah kematian bisa lebih tinggi. Sementara itu warga Ukraina yang mengungsi ke negara-negara tetangga sudah menembus 5 juta orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement