Awal pekan ini, kelompok advokasi Public Citizen mengirim surat ke Gedung Putih. Mereka menanyakan apakah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan merilis 20 juta vaksin cacar yang dijanjikan AS pada 2004 untuk digunakan WHO dalam keadaan darurat, seperti serangan biologis. Ditanya tentang komitmen tersebut, seorang pejabat senior AS mengungkapkan, pemerintahan Biden sedang "menjajaki semua opsi" guna melanjutkan upaya mereka menghentikan cacar monyet di AS dan secara global.
Pejabat itu mengatakan AS telah mengembalikan lebih dari 200 ribu dosis vaksin cacar ke pabriknya. Dengan demikian, vaksin itu akan tersedia untuk orang lain. Pejabat tersebut menolak untuk mengatakan apakah AS menganggap wabah cacar monyet saat ini sebagai keadaan darurat yang menjamin pelepasan 20 juta vaksin yang dijanjikan.
Francois Balloux, seorang ahli penyakit menular di University College London, mengatakan, upaya vaksinasi di negara-negara kaya harus mendorong perbaikan strategi respons cacar monyet di Afrika pada masa mendatang. “Ini benar-benar harus menjadi prioritas untuk memvaksinasi orang di Afrika, di mana ada jenis yang lebih buruk yang sebenarnya telah membunuh orang,” katanya seraya menambahkan bahwa lebih banyak limpahan cacar monyet kemungkinan besar terjadi di masa depan.
Dia menekankan, Afrika tetap perlu menjadi prioritas. “Apa pun vaksinasi yang terjadi di Eropa, itu tidak akan menyelesaikan masalah,” kata Balloux.