Meskipun para profesional kesehatan telah bekerja sepanjang waktu untuk merawat para korban gempa, kurangnya sumber daya di fasilitas di barat laut Suriah membuat banyak pasien tidak bisa mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Seorang ahli bedah umum di Idlib, Zuhair al-Qarrat, mengatakan, salah satu tantangan utama yang dihadapi rumah sakit di barat laut Suriah sejak gempa adalah kurangnya peralatan medis untuk menghadapi kondisi yang kompleks.
“Ada tingkat kematian yang tinggi di antara pasien yang didiagnosis dengan crush syndrome. Banyak dari mereka memerlukan perawatan spesialis dan cuci darah untuk mengobati gagal ginjal, tetapi kami tidak memiliki cukup mesin atau sumber daya medis untuk semua pasien yang menderita kondisi tersebut,” kata al-Qarrat.
Al-Qarrat mengatakan, sistem perawatan kesehatan di barat laut Suriah kekurangan sumber daya, obat-obatan, dan peralatan selama 10 tahun terakhir. Bantuan yang datang setelah gempa hanya mencakup 25 persen dari total kebutuhan medis.