Senin 12 Jun 2023 09:21 WIB

Ajudan Menteri Keamanan Nasional Israel Kencingi Lokasi Penembakan Warga Palestina

Chanamel Dorfman tertangkap kamera sedang buang air kecil di dekat lokasi penembakan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Ajudan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, Chanamel Dorfman, tertangkap kamera sedang buang air kecil di depan umum
Foto:

Insiden Penembakan

Lima orang tewas dalam penembakan di tempat pencucian mobil di sebuah kota Arab di Israel utara. Ini adalah insiden terbaru dalam gelombang kekerasan kriminal yang melanda komunitas minoritas.

Polisi mengatakan, penembakan terjadi pada Kamis (8/6/2023) di Kota Yafa an-Naseriyye, dekat Nazareth. Berbicara dari lokasi penembakan, juru bicara polisi, Eli Levy mengatakan, satu orang atau lebih melepaskan tembakan ke arah sekelompok pria di tempat cuci mobil.

Kepala dewan lokal Yafia, Maher Khaliliya menyebut penembakan itu sebagai pembantaian. Dia menuduh polisi bertanggung jawab karena lemahnya penegakan hukum.

Minoritas Palestina Israel telah lama menderita kemiskinan, diskriminasi, kejahatan, dan pengabaian oleh pemerintah nasional. Ben-Gvir, berjanji untuk menindak kejahatan di kota-kota Palestina.Namun kekerasan semakin memburuk, dan hampir 100 orang tewas tahun ini.

Dalam sebuah pernyataan di lokasi penembakan, Ben-Gvir mengatakan pengabaian bertahun-tahun telah mengubah sektor Arab Israel menjadi wilayah liar. Dia juga menyalahkan kekurangan tenaga di kepolisian nasional. Ben-Gvir berjanji untuk menghentikan gelombang kejahatan dan menyerukan pembentukan garda nasional yang kontroversial.

Ben-Gvir mengatakan, garda nasional dimaksudkan untuk mengisi kekosongan di daerah-daerah yang kekurangan personel polisi, termasuk di komunitas Arab. Kritikus mengatakan, Ben-Gvir akan menggunakan kekuatan garda nasional sebagai milisi pribadi.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengaku terkejut dengan insiden penembakan itu. Dia berjanji untuk meminta badan keamanan internal Israel, Shin Bet yang tugas utamanya adalah memantau Tepi Barat dan Jalur Gaza, untuk menghentikan kekerasan.

"Kami bertekad untuk menghentikan rantai pembunuhan ini," kata Netanyahu, dilaporkan The Guardian.

Pemimpin partai Arab Ra'am, Mansour Abbas, menuduh pemerintah terutama Ben-Gvir mengecewakan rakyat Palestina di Israel. “Untuk membawa Itamar Ben-Gvir ke dalam kementerian keamanan nasional, yang tidak tahu apa kekuatannya, di negara normal mana pun mereka tidak akan mengizinkan menteri seperti itu untuk melanjutkan,” kata Abbas kepada stasiun radio militer Israel.

Pemimpin partai oposisi Buruh, Merav Michaeli juga menyalahkan Ben-Gvir atas meningkatnya kekerasan.  “Ini justru kebalikan dari apa yang dijanjikan. Menteri polisi terburuk dalam sejarah.  Pemerintah yang memalukan," ujarnya.

Gelombang kekerasan di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur telah meningkat sejak pemerintah sayap kanan baru Israel mulai menjabat pada akhir Desember. Menurut perkiraan The Associated Press, hampir 120 warga Palestina tewas di dua wilayah itu tahun ini, hampir setengahnya adalah anggota kelompok militan bersenjata. Sementara itu, serangan Palestina yang menargetkan warga Israel telah menewaskan sedikitnya 21 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement