Senin 03 Jul 2023 16:26 WIB

Kuasai Baltik Sejak 1904, Swedia Bisa Jadi Kekuatan Perang Bawah Laut NATO

Swedia klaim punya kemampuan di kawasan untuk mengisi gap kemampuan NATO.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menghadiri konferensi pers yang meninjau KTT NATO yang luar biasa di markas Aliansi di Brussels, Belgia, 23 Maret 2022. KTT NATO akan diadakan di Markas NATO pada 24 Maret 2022.
Foto:

Dengan demikian, mereka bisa mengisi kembali baterai. Kapal selam Swedia berbeda, mereka memiliki oksigen cair yang tersimpan di sejumlah tangki guna menggerakkan mesin disel di bawah air untuk mengisi kembali baterai. 

Maka, mereka bisa tetap berada di bawah air lebih lama sehingga mengurangi risiko terdekteksi keberadaannya oleh musuh. ‘’Kami punya keahlian di kawasan, yang bisa mengisi gap yang tak dimiliki NATO,’’ kata Komandan Kapal Selam Flotilla, Fredrik Linden.

Bagaimana kemampuan Swedia ini bisa jadi bantuan bagi NATO kelak? Dalam kurun 30 tahun, 40 tahun, atau mungkin lebih cepat perang bawah kemungkinan terjadi. Ini diungkapkan Sebastian Bruns, peneliti senior Institute for Security Policy, Kiel University.

Mengantisipasi hal tersebut, kata Bruns, Swedia memiliki dua kapal selam baru pada 2027 dan 2028. Dikenal dengan sebutan A26, kapal yang dibangun SAAB Kockums itu akan lebih besar dan serbaguna dibandingkan tipe Gotlands. 

Selain itu, ada fitur unik berupa dive-lock berdiameter 1,5 meter, yang disebut portal multimisi, di bagian penggerak kapal. Ini akan membuat kapal menjadi kendaraan yang bisa dioperasikan secara jarak jauh (ROVs), kendaraan otonom, membuat penyelam mudah keluar masuk. 

Menurut Bruns fitur dan kemampuan itu membuat kapal selam ideal untuk pertempuran di bawah laut. Misalnya, melindungi atau menghancurkan jaringan pipa atau infrastruktur vital. ‘’Perang bawah laut saat ini jadi isu terpanas di antara angkatan laut,’’katanya. 

Ia merujuk pada ledakan yang menghancurkan jaringan pipa Nord Stream yang dioperasikan di bawah Laut Baltik pada 2022. Jaringan pipa milik Rusia ini digunakan untuk menyalurkan gas ke negara-negara Eropa. 

Bruns menyatakan, ROVs memungkinkan menjalankan tugas seperti mengambil atau menempatkan objek di bawah laut, memindai area luas, menempatkan atau menghancurkan ranjau. Kapal selam tersebut juga bisa menyelam lebih dalam dibandingkan kapal selam biasa. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement