REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Istana Kremlin mengatakan pada Rabu (12/7/2023), kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Cina masuk dalam agenda. Kunjungan ini dilakukan mempertimbangkan saat ini adalah saat yang tepat untuk membangun hubungan yang sudah kuat antara kedua negara.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, tanggal perjalanan Putin akan diumumkan setelah pasti. "Sekarang adalah momen yang sangat tepat untuk mempertahankan dinamika tinggi dalam pengembangan hubungan bilateral Rusia-Cina... Tanggal pastinya akan disepakati dan Anda akan diberitahu. Dialog berlanjut di berbagai tingkatan," katanya.
Selama kunjungan Putin ke Beijing nantinya, menurut Peskov, kedua presiden akan fokus pada perdagangan bilateral dan kerja sama ekonomi dan pada isu-isu global. "Berdasarkan kesamaan visi Moskow dan Beijing tentang esensi hubungan internasional...kami memiliki prospek yang sangat, sangat bagus untuk diskusi lebih lanjut dan, yang paling penting, untuk interaksi yang konstruktif," kata Peskov.
Rusia semakin memperkuat hubungan ekonomi, perdagangan, politik dan militernya dengan Cina. Hubungan erat ini semakin kencang usai Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina sehingga mendorong hubungan dengan Barat ke titik terendah pasca-Perang Dingin.
Putin dan Presiden Cina Xi Jinping berkomitmen pada kemitraan tanpa batas hanya beberapa minggu sebelum Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022. Xi mengunjungi Moskow pada Maret tahun ini dan menyegel serangkaian perjanjian ekonomi dan lainnya dengan Putin.