Ahad 23 Jul 2023 21:11 WIB

Perempuan Palestina Selamatkan Industri Perikanan di Gaza

Para nelayan Palestina dikejar oleh kapal perang Israel hampir setiap hari

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Nelayan Palestina melaut mencari ikan (ilustrasi)
Foto:

Tapi, Hneideq menegaskan, kali ini mereka bekerja dengan baik dalam pemasaran dan menyelenggarakan upacara pembukaan dengan prasmanan terbuka untuk menarik pelanggan. Berkat usaha itu, mereka mendapatkan banyak pesanan dan para suami pun mendukung ide tersebut.

Meskipun mayoritas dari 20 perempuan yang bekerja di dapur adalah istri nelayan, ada juga anak perempuan yang ingin membantu ayahnya yang melaut. Tumbuh dalam keluarga yang mengakar dalam industri perikanan, Hanan al-Aqraa belajar membuat resep makanan laut sejak usia sangat muda.

“Saya ingat ketika saya masih kecil, saya sering datang ke pelabuhan tempat ayah saya bekerja. Saya membawakannya makanan dan teh dan mengawasinya memancing selama berjam-jam,” kata Aqraa.

Aqraa menceritakan, kakeknya adalah seorang nelayan dan itu terus diturunkan kepada ayah, paman, dan saudara laki-lakinya. Dia pun mengaku sangat paham dengan resep ikan dan telah memutuskan untuk melanjutkan tradisi yang sama dan mencari peluang kerja baru melalui proyek pengolahan hasil tangkapan laut.

Perempuan berusia 29 tahun ini memiliki gelar dalam sastra Inggris. Sejak kelulusannya, Aqraa hanya melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan gelar ini selama beberapa bulan.

“Saya pernah bekerja sebagai pelatih bahasa Inggris, tetapi saya berhenti beberapa bulan kemudian karena gajinya sangat buruk dan jam kerjanya sangat panjang,” kata Aqraa.

Aqraa pun masih mencari peluang kerja lain, walau saat ini hampir setiap hari dia bekerja di dapur. "Kami memiliki jadwal mengatur jam kerja untuk para wanita, dan masing-masing dari kami bekerja sesuai dengan jadwal dan tugas yang diberikan," ujarnya

Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) melaporkan, tingkat pengangguran di Jalur Gaza yang diblokade mencapai 45 persen pada akhir 2022, dibandingkan dengan 13 persen di Tepi Barat. Lulusan pemuda berusia 19-29 tahun yang memegang diploma menengah atau lebih tinggi, tingkat pengangguran di Gaza telah mencapai 74 persen, dibandingkan dengan 29 persen di Tepi Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement