Selasa 12 Sep 2023 13:59 WIB

AS Pertimbangkan Kirim Rudal Jarak Jauh yang Dilengkapi Bom Kluster

AS pertimbangkan kirim Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS)

Rep: Amri Amrullah / Red: Esthi Maharani
Ukraina menerima bom tandan dari Amerika Serikat. Rusia pun mengatakan bisa menggunakan senjata yang sama jika Ukraina menggunakan bom tandan
Foto:

Dibuat oleh Lockheed Martin, ATACMS hadir dalam beberapa versi, beberapa di antaranya dapat terbang empat kali lipat dari jarak tempuh GMLRS, dan penggunaannya dapat mengubah perhitungan medan perang.

Otoritas Penarikan Presiden (PDA), yang memungkinkan pemerintah untuk mengambil dari stok AS dan mengirimkannya ke Ukraina telah terbukti menjadi cara tercepat - dalam hitungan hari atau minggu - untuk mengirimkan persenjataan ke Ukraina.

Dalam periode sementara - menjelang kedatangan ATACMS - peningkatan perangkat lunak yang diperlukan dapat dilakukan pada peluncur termasuk M270 dan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang telah digunakan Kyiv di medan perang, demikian ungkap dua pejabat tersebut.

Tetapi karena belum ada keputusan akhir yang dibuat, tidak jelas apakah senjata-senjata itu akan disertakan dalam PDA berikutnya. Senjata-senjata itu bisa masuk ke dalam PDA secepatnya pada minggu ini, sekitar pertemuan 19 September dengan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.

Presiden Joe Biden pada akhirnya dapat memutuskan untuk tidak menyetujui, atau menunda keputusan tentang transfer tersebut. Amunisi cluster dilarang oleh lebih dari 100 negara. Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat belum menandatangani Konvensi Munisi Curah, yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan, dan pemindahan senjata tersebut.

Senjata-senjata ini biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas. Bom yang gagal meledak dapat menimbulkan bahaya selama beberapa dekade setelah konflik berakhir.

Washington telah memberikan lebih dari 40 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan militer kepada Kyiv sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke negara tetangganya itu pada 24 Februari 2022. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement