Untuk saat ini, jeda dari permusuhan tampak jauh ketika Israel mengintensifkan operasi darat dan udara pada hari Jumat.
Diskusi yang dipimpin oleh AS antara Mesir, Israel dan PBB untuk meningkatkan akses bantuan melalui penyeberangan perbatasan Rafah saat ini menjadi fokus utama, kata seorang pejabat Uni Eropa. Seorang pejabat Gedung Putih mengkonfirmasi pembicaraan tersebut dan mengatakan bahwa mereka juga mengupayakan persetujuan dari Israel untuk mengijinkan bahan bakar yang sangat penting bagi rumah sakit.
Kesepakatan mengenai poin-poin ini dapat mengarah pada fokus yang lebih besar pada penurunan kekerasan di Gaza selatan agar bantuan dapat masuk, ujar pejabat Uni Eropa tersebut. Rata-rata 12 truk per hari telah memasuki Gaza dalam beberapa hari terakhir, turun dari 500 truk per hari sebelum konflik, kata Guterres pada hari Jumat.
Israel mengatakan bahwa setiap jeda dari pertempuran akan menguntungkan Hamas, yang bertekad untuk menghancurkannya, dan yang dikatakannya mengalihkan bantuan seperti air, bahan bakar, makanan dan obat-obatan kepada para pejuangnya.
"Gencatan senjata berarti memberikan waktu bagi Hamas untuk mempersenjatai diri, sehingga mereka dapat membantai kita lagi," kata Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, kepada Majelis Umum PBB pada hari Kamis, dan menyebutnya sebagai "upaya untuk mengikat tangan Israel."
Majelis Umum PBB pada hari Jumat malam dengan suara sangat besar meloloskan resolusi tidak mengikat yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera antara Israel dan Hamas serta menuntut akses bantuan ke Gaza dan perlindungan warga sipil.
Sebelumnya pada hari Jumat, seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa kelompok tersebut, yang telah membebaskan empat tawanan sejauh ini, berniat untuk membebaskan sandera warga sipil Israel namun hal itu bergantung pada gencatan senjata