Ahad 26 Apr 2015 22:09 WIB

Bantuan Belum Tampak di Luar Kathmandu

 Seorang pria menangis saat melintasi reruntuhan sebuah kuil yang hancur akibat gempa bumi di Bhaktapur, Nepal, Ahad (26/4). (Reuters/Navesh Chitrakar)
Foto: REUTERS/Navesh Chitrakar
Seorang pria menangis saat melintasi reruntuhan sebuah kuil yang hancur akibat gempa bumi di Bhaktapur, Nepal, Ahad (26/4). (Reuters/Navesh Chitrakar)

REPUBLIKA.CO.ID, DHADING -- Hampir tidak ada tanda bantuan terorganisasi yang terlihat di luar ibu kota negara Nepal, Kathmandu, pada Ahad (26/4).

Sementara itu, lembaga-lembaga pertolongan bergelut untuk terbang dan mengangkut pasokan-pasokan bantuan ke negara yang dihantam gempa bumi terburuk dalam delapan dasawarsa terakhir itu. Di distrik Dhading, 80 kilometer di luar Kathmandu, orang-orang berkemah di luar, rumah sakit didatangi para pengunjung yang membludak, listrik mati dan toko-toko tutup.

Batu-batu berserakan di seluruh jalan tunggal yang jarang dilewati di sebelah barat ibu kota. "Banyak warga kehilangan tempat tinggal. Banyak orang meninggal," kata guru bahasa Inggris Chandra Lama, yang desa tempatnya tinggal berada dua jam perjalanan darat ke arah barat. Tanaman-tanaman pertanian di desanya rusak, Lama sedang berjuang mencari makanan untuk keluarganya.

"Kami menunggu untuk melihat apa yang akan dikerjakan pemerintah."

Lebih dari 1.000 orang --atau setengah dari yang dipastikan tewas di Nepal-- berada di Lembah Kathmandu, yang merupakan perempatan peradaban kuno Asia dan menjadi pusat ekonomi negara Himalaya berpenduduk 28 juta jiwa itu.

Helikopter-helikopter milik militer India mengangkuti sejumlah orang luka-luka ke rumah-rumah sakit setempat namun operasi mereka terkendala cuaca buruk.

Dengan ribuan orang harus tidur di luar dan prakiraan cuaca meramalkan bahwa akan terjadi hujan deras, berbagai pihak semakin mengkhawatirkan terjadinya bencana kemanusiaan.

Organisasi amal CARE International mengatakan total jumlah korban tewas bisa mencapai ribuan sementara ratusan ribu warga kehilangan tempat tinggal. "Hampir semua orang tidur di luar dan mereka membuat tempat-tempat berlindung sementara dengan benda apapun yang mereka miliki," kata koordinator tanggap darurat CARE di Kathmandu, Santosh Sharma.

CARE mengatakan tempat penampungan dan fasilitas untuk mencuci saat ini menjadi prioritas kebutuhan, demikian pula dengan makanan. "Listrik tidak ada, dan dalam waktu cepat akan terjadi kelangkaan air."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement