Jumat 15 Jul 2016 10:39 WIB

Korban Selamat Beberkan Kengerian Saat Truk Tabraki Massa

Petugas darurat membantu menyelamatkan korban terluka serangan truk di Nice, Prancis, Kamis malam (14/7).
Foto: Eric Gaillard/Reuters
Petugas darurat membantu menyelamatkan korban terluka serangan truk di Nice, Prancis, Kamis malam (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, NICE -- Seorang turis asal Australia yang berada di Nice, Prancis Katie Baronie Shaw (21 tahun) mengatakan dia dan seorang temannya berjalan usai pertunjukan kembang api menuju bar setempat.

Saat itulah musik terhenti dan dia mendengar suara tembakan. "Kami tidak tahu apa yang terjadi. Kemudian yang kami dengar hanya suara tembakan. Teman saya menarik saya dan kami menuju belakang tangga dan berlari sambil menunduk," katanya kepada Australian Associated Press, Jumat (15/7).

Shaw berlindung di dalam bar. Staf bar mendorong semua orang ke bagian belakang bar dan menutup pintu rolling.

"Kami hanya berlari dengan kepala menunduk. Saya tidak pernah merasa begitu ketakutan seumur hidup saya," ujarnya.

Lain lagi cerita Zena John, wisatawan dari Inggris yang sedang berlibur dengan saudarinya di Nice. Dia menggambarkan bagaimana malam perayaan berubah menjadi teror dalam sekejap.

Baca: Tragedi Nice, Tubuh-Tubuh itu Bergelimpangan Dihantam Truk Trailer

"Malam ini menyenangkan dan menjadi atmosfer yang membekas dalma ingatan. Kami makan enak di dekat Rue De Massenet. Kami baru saja usai menonton kembang api. Kami bahkan belum duduk ketika melihat orang-orang berlarian. Saya kemudian mendengar suara tembakan," katanya, dikutip The Guardian.

John mengaku berteriak kepada saudarinya dan teman-temannya meminta agar mereka lari. Namun, mereka sempat ragu-ragu.

"Kami lari menyusuri jalan dan begitu kami membuka gerbang apartemen kami, banyak orang yang mengikuti," katanya.

Dia menambahkan orang-orang tersebut duduk di lantai apartemennya menunggu hingga keadaan tenang. John mengatakan seorang perempuan asal Polandia kehilangan rekannya.

Penulis keturunan AS-Palestina Ismail Khalidi yang juga berada di lokasi kejadian mengatakan polisi meminta orang-orang untuk lari tanpa memberi tahu alasannya.

"Saya tidak pernah melihat orang lari tunggang-langgang dengan ketakutan seperti itu. Sangat kacau dan histeris," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement