Ahad 08 Oct 2017 14:32 WIB

Trump Sebut Korut Harusnya Ditangani 25 Tahun Lalu

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ratna Puspita
 Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian iklim Paris.
Foto: AP/Andrew Harnik
Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian iklim Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden AS Donald Trump mengatakan ketegangan antara AS dan Korea Utara (Korut) mengenai program senjata nuklir Pyongyang adalah sebuah masalah yang seharusnya tidak ia dihadapi. Trump mengatakan masalah ini seharusnya ditangani 25 tahun yang lalu. 

"Seharusnya ini juga sudah ditangani 10 tahun yang lalu, seharusnya ditangani selama pemerintahan Obama. Mike, saya banyak menangani kekacauan. Saya juga menangani kekacauan di Timur Tengah," kata Trump kepada mantan Gubernur Arkansas Mike Huckabee dalam acara Huckabee di TBN, Sabtu (7/10).

Dalam wawancara ini, Trump juga membahas beberapa isu yang dihadapi pemerintahannya, salah satunya adalah perang Irak. Menurut dia, jika keputusan perang Irak ada di tangannya, maka ia tidak akan mengizinkan tentara AS untuk menginvasi Irak.

"Itu adalah kesalahan besar, benar-benar salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah negara kita. Kita seperti melempar batu ke sarang lebah. Begitulah cara ISIS terbentuk," kata Trump tentang Perang Irak.

Komentar Trump bertentangan dengan sikapnya beberapa tahun lalu yang mendukung tentara AS untuk pergi ke Irak. Trump baru mulai mempertanyakan manfaat perang beberapa bulan kemudian, saat pasukan AS sudah terperangkap dalam perang melawan pemberontak Irak.

Selain itu, Trump juga ditanya tentang pemindahan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang ia janjikan selama kampanye presiden. Trump memberi isyarat bahwa dia belum membuat keputusan tersebut.

"Saat ini, sebenarnya, kami sedang mengerjakan sebuah rencana yang dianggap banyak orang tidak akan pernah berhasil, karena selama bertahun-tahun ini memang tidak pernah berhasil. Mereka mengatakan bahwa ini adalah kesepakatan terberat dalam upaya perdamaian antara Israel dan Palestina. Saya ingin memikirkan ini sebelum saya berpikir untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem," tutur Trump.

Trump tidak mengutarakan apakah AS berencana untuk keluar dari kesepakatan nuklir Iran. Sebelumnya dua pejabat senior AS mengatakan kepada CNN pekan ini, Trump ingin menegoisasikan kembali kesepakatan era Obama itu dan siap keluar jika tidak sesuai dengan kepentingan AS.

"Beberapa hari lagi dari sekarang, satu setengah minggu tepatnya, Anda akan tahu jawabannya. Tapi saya dapat memberitahu Anda, saya sangat tidak senang dengan kesepakatan ini. Saya sangat tidak senang dengan sikap mereka. Iran adalah negara yang buruk, dan mereka akan terus menjaganya sebagai negara yang buruk," ungkap Trump.

Terkait masalah domestik, Trump menyatakan ketidakpuasannya terhadap anggota parlemen dari Partai Republik. Mereka dianggap tidak mampu mengeluarkan RUU untuk mencabut dan menggantikan Obamacare.

"Saya sangat kecewa dengan beberapa orang. Saya berpikir, ketika sampai di Oval Office, saya akan melihat RUU yang siap di meja saya. Tapi itu tidak terjadi," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement