Selasa 04 Dec 2012 21:05 WIB

AS Desak Israel Pertimbangkan Keputusan Bangun Permukiman

bendera Israel dan AS
bendera Israel dan AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mendesak Israel untuk mempertimbangkan ulang keputusannya membangun 3.000 rumah baru bagi pemukim Yahudi di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki.

"Kami mendesak para pemimpin Israel mempertimbangkan ulang keputusan sepihak ini dan mengendalikan diri karena langkah-langkah ini kontraproduktif dan semakin mempersulit pembukaan kembali negosiasi langsung," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney.

Pernyataannya itu disampaikan ketika tekanan internasional meningkat terhadap Israel setelah pekan lalu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memutuskan membangun permukiman baru itu.

Pengumuman Israel untuk membangun 3.000 rumah baru pemukim di Yerusalem Timur dan Tepi Barat disampaikan setelah Palestina memperoleh pengakuan sebagai negara non-anggota di PBB.

Kawasan yang direncanakan dibangun untuk permukiman baru mencakup E1, sebuah daerah sebelah timur Yerusalem dimana permukiman-permukiman Yahudi akan secara efektif membelah Tepi Barat, yang membuat rumit pembentukan negara Palestina.

Kementerian Luar Negeri AS memperingatkan dalam sebuah pernyataan sebelumnya, daerah E1 merupakan "masalah sangat sensitif dan pembangunan di sana akan merusak upaya-upaya untuk mencapai penyelesaian dua negara".

Peringatan serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon pada Minggu (2/12), yang mengatakan bahwa rencana pembangunan permukiman baru Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat akan menjadi "pukulan hampir fatal" bagi prospek perdamaian dengan Palestina.

"Permukiman itu ilegal menurut hukum internasional, dan jika permukiman E1 dibangun, maka itu akan menjadi pukulan hampir fatal bagi sisa peluang untuk mencapai penyelesaian dua negara," kata kantor Ban dalam sebuah pernyataan.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement