Selasa 19 Feb 2019 17:04 WIB

Pakistan Protes Tudingan India Atas Serangan Bom di Kashmir

Pakistan menyebut tudingan India tak punya bukti untuk serangan bom di Kashmir.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Serangan bom mobil di Kashmir
Foto: Gulfnews.
Serangan bom mobil di Kashmir

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memprotes tudingan India yang menyebut negaranya terlibat dalam serangan bom bunuh diri di Kashmir pekan lalu. Dia mengatakan India tak memberikan bukti apa pun terkait tuduhan tersebut.

"Anda menuduh Pemerintah Pakistan tanpa memberikan bukti apa pun atau mengatakan apa yang ingin Pakistan peroleh dari ini," kata Khan dalam sebuah pernyataan pada Selasa, dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga

Kendati telah dituduh serampangan, Khan menegaskan siap membantu India untuk menyelidiki insiden di Kashmir. "Saya menawarkan, jika Anda ingin penyelidikan apa pun, kami siap," ujarnya.

Jika India memiliki informasi intelijen terkait serangan bom di Kashmir, Khan berharap New Delhi bersedia membaginya kepada Pakistan. "Saya jamin kami akan bertindak dan akan mengambil tindakan, bukan karena tekanan (eksternal), tapi karena orang-orang ini akan menjadi musuh Pakistan," kata Khan.

Di luar konteks insiden serangan bom Khasmir, Khan pun menyatakan siap melakukan pembicaraan dengan India tengang terorisme. "Ini Pakistan yang baru dan kami berkepentingan untuk tidak mengizinkan siapa pun dari Pakistan pergi ke luar negeri dan melakukan serangan (teror)," ucapnya.

Pekan lalu, serangan bom bunuh diri terjadi di Kashmir. Setidaknya 44 personel militer India tewas dalam insiden tersebut. Kelompok Jaish-e-Mohammad mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Kendati demikian, India menuding Pakistan terlibat dalam aksi serangan di Kashmir. Seorang komandan militer India di Kashmir menuduh Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan mengendalikan serangan tersebut.

Tuduhan tersebut telah dibantah tegas oleh Pakistan. Namun insiden bom bunuh diri di Kashmir telah menyebabkan hubungan diplomatik kedua negara memanas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement