Kamis 03 Jan 2019 15:53 WIB

Putin dan Macron Bahas Krisis Suriah

Rusia dan Prancis mendukung komite konstitusional untuk akhiri konflik Suriah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Dari kiri, Presiden Rusia Vladimir Putin, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berpose di akhir konferensi pers setelah pertemuan puncak KTT Suriah, di Istanbul, Turki, Sabtu (27/10).
Foto: AP
Dari kiri, Presiden Rusia Vladimir Putin, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berpose di akhir konferensi pers setelah pertemuan puncak KTT Suriah, di Istanbul, Turki, Sabtu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Mereka membahas tentang krisis dan pembentukan komite konstitusional guna mengakhiri konflik Suriah. 

Dalam perbincangan tersebut, Macron menekankan kepada Putin bahwa Prancis masih memiliki prioritas di Suriah, yaitu perang melawan terorisme. "Presiden Republik (Prancis) itu ingat bahwa perang melawan terorisme adalah prioritas utama Prancis di Suriah untuk memberantas kelompok teroris ISIS dan menangkal setiap kebangkitan terorisme di wilayah itu," kata layanan pers Kremlin dalam sebuah pernyataan pada Rabu (2/12), dikutip laman kantor berita Rusia TASS. 

Macron meyakinkan Putin bahwa perang melawan kelompok teroris di Suriah belum usai. Misi itu, kata dia, akan dilanjutkan oleh koalisi internasional. 

Menurut keterangan yang dirilis Istana Elysee, Macron juga mendukung pembentukan komite konstitusional Suriah guna mengakhiri konflik di negara tersebut. Macron menilai hal itu sejalan dengan Resolusi 2254 Dewan Keamanan PBB. 

"Dia (Macron) menunjukkan dalam konteks ini bahwa negara-negara yang bersangkutan harus bertanggung jawab penuh guna memastikan proses konstitusi yang andal bersama dengan pemilihan umum yang bebas dan andil yang dipantau PBB," kata Istana Elysee dalam keterangannya. 

Saat ini komite konstitusional Suriah sedang dalam proses pembentukan. PBB melibatkan Rusia, Iran, dan Turki dalam proses pembentukan komite tersebut. Sebab ketiga negara itu menjadi pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah. 

Anggota komite telah ditetapkan berjumlah 150 orang. Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi masing-masing telah mengirim 50 anggotanya. Lalu 50 anggota tersisa akan diduduki oleh perwakilan yang disepakati Rusia, Iran, dan Turki.

Konflik Suriah yang berlangsung sejak 2011, telah menyebabkan lebih dari 360 ribu orang tewas. Perang tak berkesudahan juga memaksa jutaan warga Suriah mengungsi ke berbagai negara, termasuk Eropa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement