Rabu 11 Jul 2012 08:06 WIB

Oposisi Suriah Tolak Berunding Dengan Bashar Al-Assad

 Mantan Sekjen PBB Kofi Annan (tengah) tengah berbincang dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kiri) dan Sekjen PBB Ban Ki-  Moon pada pertemuan di Jenewa, Swiss, yang membahas terkait masa depan perdamaian di Suriah.
Foto: AFP
Mantan Sekjen PBB Kofi Annan (tengah) tengah berbincang dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kiri) dan Sekjen PBB Ban Ki- Moon pada pertemuan di Jenewa, Swiss, yang membahas terkait masa depan perdamaian di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Seorang anggota senior Dewan Nasional Suriah (SNC), kemarin, mengatakan bahwa kelompok oposisi menolak  segala bentuk dialog dengan Presiden Bashar al-Assad. "Tidak ada dialog dengan rezim yang berkuasa. Hanya ada pembicaraan tentang bagaimana untuk beralih ke sistem politik baru," kata Basma Kodmani, anggota Dewan Eksekutif SNC, dalam penjelasannya yang dilansir Xinhua dan dipantau Antara, Rabu (11/7).

Menurut Kodmani, menggulingkan pemerintah Bashar adalah tugas utama kelompok oposisi Suriah. "Apa yang menyatukan oposisi Suriah adalah perjanjian untuk menggulingkan rezim Suriah yang ada dan menciptakan sistem politik baru di negeri ini," tambahnya.

Dia juga meminta Rusia, kekuatan berpengaruh pada pemerintah Bashar, untuk membantu oposisi mengubah rezim lama dan masuk ke tatanan demokrasi baru. Kodmani juga menolak partisipasi Iran dalam pertemuan internasional mengenai krisis Suriah. Soalnya, Teheran telah menawarkan bantuan keuangan dan militer kepada Damaskus.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, mengatakan delegasi SNC akan mengadakan pembicaraan dengan pihak Rusia mengenai rencana perdamaian utusan bersama PBB-Liga Arab Kofi Annan dan deklarasi akhir dari pertemuan Jenewa.

Sekelompok aksi kekuatan dunia berkumpul di Jenewa pada 30 Juni dan menyepakati peta jalan untuk membuka jalan bagi transisi yang dipimpin Suriah untuk mengakhiri 16 bulan konflik di negara itu.

Bogdanov mengatakan, Moskow akan menyambut pertemuan lain dari kelompok aksi di Moskow. Sementara itu, ia menekankan bahwa tidak ada kekuatan asing yang memiliki hak untuk menentukan nasib Presiden Bashar al-Assad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement