Amerika Serikat
AS telah berulang kali mengatakan enggan memasok senjata secara langsung kepada kelompok-kelompok pemberontak. AS mengaku khawatir senjata-senjata itu akan berakhir dengan kepemilikan bagi kelompok militan.
Namun pada 14 Juni 2013, Washington mengatakan akan memberi para pemberontak bantuan militer langsung setelah menyimpulkan pasukan Suriah menggunakan senjata kimia. CIA dilaporkan telah memainkan peran penting sejak 2012 dengan mengoordinasi pengiriman senjata kepada para pemberontak oleh sekutu AS.
Pada Juni 2012, pejabat AS mengatakan petugas CIA beroperasi di Turki. Ini untuk membantu memutuskan kelompok mana yang akan menerima senjata. CIA juga dilaporkan telah berperan dalam menyiapkan pengangkutan udara yang diduga senjata dari Kroasia.
Turki
Pemerintah Turki adalah pendukung kuat para pemberontak. Tetapi Turki belum secara resmi menyetujui pengiriman bantuan militer. Namun, laporan menunjukkan Turki telah memainkan peran penting dalam akselerasi tajam pengiriman senjata ke pemberontak sejak akhir 2012.
Yordania
Senjata buatan Yugoslavia yang pertama kali terlihat di tangan unit FSA di Suriah selatan pada awal 2013 diyakini diselundupkan di perbatasan dengan Yordania. Pemerintah Yordania membantah ada peran dan mengatakan berusaha mencegah penyelundupan.
Namun, New York Times menemukan bukti yang menunjukkan pesawat angkut Angkatan Udara Kerajaan Yordania dan pesawat komersial Yordania telah terlibat dalam dugaan pengangkutan udara dari Kroasia.
Irak
Pemberontak Suriah, yang sebagian besar diambil dari komunitas mayoritas Sunni, dikatakan telah memperoleh senjata, amunisi dan bahan peledak dari suku Sunni dan militan di negara tetangga Irak. Senjata dilaporkan diselundupkan di perbatasan dan dijual atau diberikan kepada para pemberontak. Alqaidah di Irak memainkan peran aktif dalam mendirikan Front al-Nusra dan memfasilitasi kelompok itu dengan uang, keahlian, dan pejuang.
Lebanon
Seperti halnya Irak, komunitas Sunni Lebanon dilaporkan telah membantu memasok pejuang pemberontak Suriah dengan senjata kecil yang dibeli di pasar gelap atau dikirim dari negara lain di kawasan itu, termasuk Libya.
Pihak berwenang Lebanon telah menyita pengiriman amunisi tanpa identitas, termasuk granat roket. Kota Qusair di Suriah, yang direbut kembali oleh pasukan pemerintah pada Juni 2013, adalah titik transit untuk senjata yang diselundupkan dari timur laut Lebanon.