REPUBLIKA.CO.ID, HANOI-- Vietnam mengerahkan polisi ke kota-kota besar untuk mencegah protes-protes anti-Cina Ahad setelah kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa di kompleks industri yang membuat hubungan Hanoi dengan Beijing semakin tegang menyangkut kedaulatan di Laut Cina Selatan.
Cina mengevakuasi lebih dari 3.000 warganya setelah serangan-serangan terhadap para pekerja Cina dan perusahaan-perusahaan milik Cina pekan lalu, dan Beijing mengirim lima kapal untuk membawa pulang lebih banyak warga, kata kantor berita pemerintah Xinhua.
Sejumlah orang ditahan di ibu kota Hanoi dan pusat bisnis Ho Chi Minh City dalam beberapa menit kelompok-kelompok berusaha memulai protes, kata para saksi mata, sementara para penguasa komunis Vietnam tetap berikrar menghentikan setiap usaha mengulangi kembali aksi kekerasan pekan lalu di tiga provinsi di selatan dan tengah.
Kemarahan melanda Vietnam setelah perusahaan energi Cina CNOOC mengerahkan belasan kapal dua pekan lalu dan memindahkan anjungan pengeboran minyak senilai satu miliar dolar AS ke satu lokasi 240 km lepas pantai Vietnam di satu daerah yang diklaim kedua negara itu.
Itu adalah salah satu dari tindakan-tindakan Cina yang paling agresif yang dilakukan di laut yang diperkirakan memiliki cadangan minyak miliaran barel. Aksi itu yang terjadi beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengunjungi beberapa sekutu Asianya yang terlibat sengketa-sengketa wilayah dengan Cina.
Pejabat AS di Washington menyebut tindakan Cina itu sebagai provokatif, dan mengatakan hubungan Beijing yang mengkahwatirkan dengan tetangga kemungkinan dapat menambah tegang dengan AS.
"Niat kami adalah untuk memprotes itu adalah untuk mendukung pemerintah mengusir anjungan pengeboran minyak itu dari perairan wilayah Vietnam," kata Van Cung, 74 tahun, seorang mantan kolonel angkatan darat yang berusaha melakukan protes dekat kedutaan besar Cina di Hanoi.
Protes-protes ratusan warga di kota-kota Vietnam diizinkan sepekan lalu, satu tidakan yang jarang di satu negara yang biasanya menindas aksi demonstrasi itu. Akan tetapi satu unjuk rasa yang pada awal damai di dua provinsi industri di selatan Senin sehari kemudian berubah menjadi amukan pembakaran, perusakan dan penjarahan pabrik-pabrik milik Cina dan perusahaan Taiwan yag mereka kira milik Cina.