Rabu 07 Oct 2015 10:13 WIB

Gerakan Intifada Gelombang Ketiga Membayangi Palestina

Rep: c38/ Red: Bilal Ramadhan
Ratusan massa melakukan aksi solidaritas untuk Masjid Al Aqsa di depan Kedutaan Besar Palestina, Jakarta, Jumat (2/10).  (Republika/Yasin Habibi)
Demonstran Palestina melemparkan batu ke pasukan Israel selama bentrokan di Yerusalem al-Aqsa, di kota Tepi Barat yang diduduki Hebron 29 September 2015.

Agresi terbaru ini disinyalir beberapa pihak telah memicu kekhawatiran munculnya gelombang intifada ketiga di Palestina. Wartawan Nahum Barnea, Yediot Aharon, misalnya, menggambarkan perkembangan terakhir dengan istilah intifada ketiga.

Tidak hanya komentator Israel, beberapa pemimpin Palestina juga menggambarkan situasi yang sama. Peristiwa di Tepi Barat dan Yerussalem “adalah tanda-tanda dari intifada ketiga,” kata Sultan Abu Einain, pemimpin partai Fatah kepada Palestina TV.

Membahas peristiwa terbaru ini, Ban Ki Moon menelepon Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas pada Ahad malam. Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan, Abbas mendesak Ban Ki Moon mempercepat upaya perlindungan internasional bagi rakyat Palestina sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.

Sedangkan pada saat yang sama, Netanyahu bersumpah akan bertarung sampai mati terhadap Palestina. Israel menduduki kota suci Al Quds, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan dalam perang tahun 1967, kemudian melakukan aneksasi lewat cara-cara yang tidak diakui masyarakat internasional ataupun resolusi PBB.

Sejak itu, Israel telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah penindasan untuk memaksa orang Palestina keluar dari Al Quds, termasuk pembongkaran sistematis rumah-rumah mereka dan membangun pemukiman Yahudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement