Rabu 21 Sep 2016 17:50 WIB

Sang Pembersih Darah Bekas Pembunuhan

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Donovan Tavera merupakan seorang pembersih forensik yang pertama di Meksiko.
Foto:
Donovan Tavera merupakan seorang pembersih forensik yang pertama di Meksiko.

Dalam sebuah pembunuhan seringkali korban yang dibunuh mengeluarkan banyak darah. Padahal darah bisa membawa penyakit. Karena itu darah harus dibersihkan oleh seorang pembersih, yakni pembersih forensik yang sekarang menjadi pekerjaan yang digelutinya.

Ketika berumur 17 tahun, Tavera mengaku melakukan eksperimen. Ia pergi ke tukang daging dan membeli hati dan tulang sapi untuk dibawa ke rumah. Kemudian ia mencari cara bagaimana membersihkan bercak darah sapi tersebut agar benar-benar bersih sehingga lantai menjadi kinclong. Pada saat itulah ia bercita-cita menjadi pembersih forensik.

Setelah melalui rentang waktu bertahun-tahun, Tavera akhirnya menemukan 300 formula untuk membersihkan darah bekas pembunuhan. Formula tersebut semakin sempurna seiring ia menggunakannya dalam waktu bertahun-tahun.

Dibutuhkan berbagai macam metode dan formula untuk membersihkan darah tergantung dengan objeknya. Apakah darahnya mengalir di karpet mobil, jam tangan dan cincin. Semua metode dan formulanya beda-beda.

Selain itu metode dan formula untuk membersihkan darah juga berbeda-beda tergantung bagaimana orang itu mati. Apakah ia mati di kamar mandi selama sepekan, mati di lingkungan yang lembab. Atau seseorang mati gantung diri. Dalam melakukan pembersihan harus juga memperhitungkan kemungkinan adanya  semen atau tinja orang yang meninggal tersebut.

Sebelum Tavera melakukan ritual pembersihan darah, ia akan bertanya kepada keluarga korban. Apa yang terjadi, bagaimana ia mati, di mana mayatnya, dan apakah ia sakit. Ini untuk menjaga diri agar ia tak terkena kontaminasi penyakit si korban. Ia juga membutuhkan informasi yang cukup detil untuk mempersiapkan peralatan pembersih, termasuk mengenakan perlengkapan untuk melindungi diri dari terkena kontaminasi penyakit.

Tavera merupakan orang terakhir yang datang ke tempat kejadian perkara. Ia datang setelah polisi pergi dan pemakaman dilakukan. Bahkan kadang keluarga korban menjadikannya sebagai terapis. Dulu ia sering terbawa suasana. Namun sekarang sudah terbiasa.

Saat ia bekerja, biasanya ia akan mendengarkan musik untuk membantu konsentrasi. Ia sering mendengarkan lagu yang sama antara lain Tristan und Isolde oleh Wagner, 666 Number oleh Iron Maiden, dan Paranoid oleh Black Sabbath. Menurutnya lagu-lagu itu membuatnya merasa rileks dan membantu konsentrasi saat mempersiapkan diri melakukan pembersihan.

Namun saat ia mulai memakai baju perlengkapannya dan mulai membersihkan, ia lebih suka mendengarkan lagu heavy metal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement