Rabu 10 Oct 2018 17:16 WIB

Tiga Reaksi Signifikan Pascademiliterisasi Idlib

Rusia dan Turki akan patroli bersama di sepanjang perbatasan zona deeskalisasi

Rep: Marniat/Lintar Satria/ Red: Nashih Nashrullah
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah
Foto: AP
Foto diambil 4 April 2017, ketika petugas medis Turki memeriksa korban serangan senjata kimia di kota Idlib, Suriah, di rumah sakit di Reyhanli, Hatay, Turki.

BEIRUT— Lembaga Non-Pemerintah Observatorium Hak Asasi Manusia di Suriah (SOHR) menyatakan  kelompok pemberontak Failaq al-Shan sudah mulai menarik pasukan mereka dari Idlib, Suriah. 

Di satu-satunya wilayah yang masih dikuasai pemberontak tersebut kelompok militan bersenjata juga sudah menarik persenjataan berat mereka dari sana. 

Kepala perwakilan SOHR di London Rami Abdulrahman mengatakan penarikan pasukan ini setelah ada perjanjian gencatan senjata yang didorong oleh perjanjian demiliterisasi dua negara sekutu pemerintah Bashar al-Assad, yakni Rusia dan Turki. Kedua negara tersebut membantu pemerintah Assad memberantas teroris di Suriah. 

"Kelompok (pemberontak) sudah menarik pasukan dan persenjataan berat di perkumpulan kecil di sebelah selatan pinggiran Aleppo, yang berdekatan dengan Provinsi Idlib, yang masih masuk bagian daerah demiliterisasi," kata Abdulrahamn, Ahad (30/9). 

Daerah demiliterisasi ini akan memiliki sejauh 15 sampai 20 km dari garis zona pertempuran antara pemberontak dengan pasukan pemerintah. Wilayah demileterisasi ini akan diawasi oleh pasukan Turki dan Rusia. 

Pada pertengahan September lalu Turki dan Rusia sudah membuat perjanjian zona demiliterisasi di Idlib. Perjanjian ini meminta pemberontak untuk menarik pasukan mereka pada pertengahan Oktober. 

Pasukan pemberontak terbesar di Suriah saat ini, Tahrir al-Sham belum mengumumkan keputusan mereka untuk menyetujui perjanjian tersebut. Sementara Failaq al-Sham yang menjadi kelompok pemberontak ketiga terbesar sudah menarik pasukan mereka. 

Pasukan Turki dan Rusia akan berpatroli di Idlib. Lebih dari tiga juta orang yang tinggal di Idlib, setengahnya sudah mengungsi karena perang yang berlangsung di sana.  

 

Lintar Satria/Reuters 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement