REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping berharap Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) dapat menemukan jalan tengah guna mengatasi kekhawatiran satu sama lain. Hal itu diungkapkan saat Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho berkunjung ke Beijing.
"(Presiden) Xi berharap Korut dan AS saling bertemu di tengah jalan dan mengatasi kekhawatiran satu sama lain, memungkinkan kemajuan positif dalam pembicaraan nuklir di semenanjung (Korea)," kata Kementerian Luar Negeri Cina dalam sebuah pernyataan pada Jumat (7/12).
Menurut Xi, situasi internasional dan regional, termasuk di Semenanjung Korea masih tak menentu. Oleh sebab itu, pertukaran pandangan antara AS dan Korut serta koordinasi Cina dengan Korut masih sangat penting.
Saat bertemu Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Ri Yong-ho mengutarakan keinginan negaranya untuk membangun rasa saling percaya dengan AS. Ia pun berharap Korut dan AS dapat bergerak ke arah yang sama. Dengan begitu situasi di Semenanjung Korea dapat segera diatasi.
Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia kemungkinan akan bertemu kembali dengan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un pada awal 2019, yakni antara Januari dan Februari. Terdapat tiga lokasi yang rencananya dijadikan tempat pertemuan keduanya. Namun belum ada informasi tentang lokasi-lokasi tersebut.
Trump dan Kim bertemu pertama kali di Singapura pada Juni lalu. Pertemuan dilakukan setelah keduanya kerap terlibat aksi saling kecam dan ancam.
Terdapat empat hal yang disepakati Kim dan Trump seusai pertemuan. Pertama Korut dan AS setuju menjalin hubungan baru yang mengarah ke perdamaian. Kedua, baik AS maupun Korut setuju untuk membangun rezim yang stabil di Semenanjung Korea.
Ketiga, mengacu pada Deklarasi Panmunjeom (hasil KTT Korut-Korsel), Korut menyatakan berkomitmen melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea. Kemudian terakhir, kedua negara sepakat memulangkan tahanan perang atau tentara yang dinyatakan hilang yang telah teridentifikasi.