Senin 22 Jul 2019 16:53 WIB

Kecam Iran, Saudi-Kuwait Sebut Resistansi Konflik Kawasan

Saudi dan Kuwait menilai aksi Iran bisa membayakan kawasan.

Kapal tanker berbendera Inggris Stena Impero di pelabuhan Iran Bandar Abbas, yang ditahan Garda Revolusi Iran saat berada di Selat Hormuz, Sabtu (20/7).
Foto: Tasnim News Agency/via AP
Kapal tanker berbendera Inggris Stena Impero di pelabuhan Iran Bandar Abbas, yang ditahan Garda Revolusi Iran saat berada di Selat Hormuz, Sabtu (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO—  Penyitaan tanker berbendara Inggris oleh Iran di Selat Hormuz mendapat kecaman dari Arab Saudi dan Kuwait. 

Menteri Urusan Luar Negeri Arab Saudi, Adel Aljubeir, mendesak komunitas internasional untuk bertindak guna mencegah aksi tak dapat diterima seperti itu.

Baca Juga

"Setiap serangan terhadap kebebasan navigasi merupakan pelanggaran hukum internasional," cuit Aljubeir di Twitter, Ahad (21/7).

"Iran harus menyadari bahwa aksinya mencegah kapal-kapal, termasuk yang terbaru tanker Inggris, benar-benar tak dapat diterima. Komunitas dunia harus mengambil tindakan untuk mencegah aksi seperti itu," tambahnya.

Iran pada Jumat mengaku telah menyita tanker Stena Impero milik Inggris, yang hendak menuju salah satu pelabuhan di Arab Saudi dan tiba-tiba berubah arah setelah melintasi selat di pintu masuk Teluk.   

Secara terpisah, Kuwait mengatakan pihaknya mengikuti dengan begitu prihatin eskalasi terbaru di kawasan Teluk, setelah Iran menyita tanker milik Inggris, demikian laporan Kantor Berita Kuwait KUNA.

Kuwait juga menegaskan bahwa kelanjutan aksi semacam itu dapat meningkatkan ketegangan, membongkar keselamatan maritim terhadap ancaman langsung, yang mengharuskan komunitas internasional menggencarkan upayanya untuk mengatasi eskalasi tersebut. 

Kuwait meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghormati hukum maritim internasional guna memastikan keamanan maritim di kawasan tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement