Sabtu 03 Aug 2019 13:45 WIB

Rentetan Bom Bangkok Ganggu Pertemuan ASEAN

Ancaman bom ini terjadi saat ASEAN menggelar pertemuan tingkat menteri luar negeri.

Penyelidik mengamankan area dimana ledakan melukai orang di Bangkok, Thailand, Jumat (2/8).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Petugas menunjukkan kontainer yang berisi sampah kertas impor Australia yang bercampur dengan sampah rumah tangga. Delapan kontainer berisi sampah dari Australia akan dipulangkan oleh Bea Cukai Tanjung Perak.

Soroti sampah ASEAN

Pertemuan ASEAN telah menghasilkan beberapa komunike. Satu di antaranya tentang Illegal Transboundary Movement of Hazardous Waste and Other Wastes in Southeast Asia.

"Kami menyatakan keprihatinan serius terhadap ancaman yang kian meningkat dan dampak buruk terhadap kesehatan manusia serta lingkungan yang ditimbulkan oleh pening katan perpindahan batas ilegal limbah berbahaya dan limbah lainnya di Asia Tenggara," kata komunike tersebut.

Menteri-menteri luar negeri ASEAN sepakat menolak perpindahan limbah lintas batas ilegal ke Asia Tenggara. "(ASEAN) menekankan bahwa semua negara mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan pengelolaan limbah berbahaya dan limbah kimia yang ramah lingkungan di yurisdiksi masing-masing untuk memastikan perlindungan kesehatan manusia serta lingkungan dan meningkatkan kerja sama dengan yurisdiksi lain, termasuk melalui pertukaran informasi dan pengembangan kapasistas yang relevan," kata komunike itu menambahkan.

Komunike itu menjadi respons ASEAN atas adanya pengiriman limbah plastik ilegal ke beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Indonesia, dan Filipina beberapa waktu lalu. Sampah itu berasal dari negara-negara maju.

ASEAN juga telah menggelar dialog dengan mitranya, mencakup Australia, Kanada, Cina, Uni Eropa, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, dan AS. "ASEAN dan mitra dialognya meninjau hubungan mereka selama setahun terakhir dan menegaskan kembali komitmen untuk memperkuat kemitraan serta kerja sama melalui implementasi efektif dari setiap rencana aksi dan kerangka kerja yang ada," katanya. (kamran dikarna/reuters ed:yeyen rostiyani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement