Sabtu 18 Jul 2020 07:13 WIB

Rudal Iran Mampu Jangkau Israel dan Arab Saudi?

Iran memiliki kekuatan rudal yang sangat maju dan cukup akurat capai target

Sebuah foto yang disediakan oleh kantor kementerian Angkatan Darat Iran menunjukkan sebuah rudal ditembakkan ke laut dari kendaraan peluncuran saat latihan militer di Teluk Oman, Iran, Kamis (18/6). Menurut laporan, Iran pada 18 Juni 2020 mengatakan berhasil menguji
Foto:

Seberapa besar pasukan Iran?

Diperkirakan ada 523.000 personel Iran yang aktif, menurut IISS.

Ini termasuk 350.000 di pasukan reguler, dan setidaknya 150.000 di Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).

Ada 20.000 personel tambahan dalam pasukan angkatan laut IRGC. Kelompok ini mengoperasikan sejumlah kapal patroli bersenjata di Selat Hormuz, tempat beberapa konfrontasi yang melibatkan kapal tanker berbendera asing pada tahun 2019.

IRGC juga mengendalikan unit Basij, kekuatan sukarela yang berpotensi memobilisasi ratusan ribu personel.

IRGC memiliki angkatan laut dan udara sendiri, dan mengawasi senjata strategis Iran

IRGC didirikan 40 tahun yang lalu untuk mempertahankan sistem Islam di Iran dan telah menjadi kekuatan militer, politik dan ekonomi utama dalam haknya sendiri.

Pengawal Revolusi Iran

Meskipun memiliki pasukan lebih sedikit daripada tentara reguler, pasukan ini dianggap sebagai kekuatan militer paling otoritatif di Iran.

Bagaimana dengan operasi di luar negeri?

Pasukan Quds, yang dipimpin oleh Jenderal Soleimani, melakukan operasi rahasia di luar negeri untuk IRGC dan melapor langsung ke Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. 

Unit ini telah dikerahkan ke Suriah. Di Irak, ia telah mendukung pasukan paramiliter yang didominasi oleh Syiah yang membantu dalam kekalahan IS.

Namun, AS mengatakan pasukan Quds memiliki peran yang lebih luas dengan menyediakan dana, pelatihan, senjata dan peralatan untuk organisasi yang telah ditunjuk Washington sebagai kelompok teroris di Timur Tengah. Ini termasuk gerakan Hizbullah Libanon dan Jihad Islam Palestina.

Masalah ekonomi dan sanksi telah menghambat impor senjata Iran, yang relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan itu.

Nilai impor pertahanan Iran antara 2009 dan 2018 setara dengan hanya 3,5% dari impor Arab Saudi selama periode yang sama, menurut Stockholm International Peace Research Institute.

Sebagian besar impor Iran berasal dari Rusia, dan sisanya dari Cina.

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement