Kamis 05 Nov 2020 21:31 WIB

Joe Biden di Ambang Kemenangan Pilpres AS?

Biden akan menghadapi prospek terjal untuk ditetapkan sebagai pemenang pemilu

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Calon presiden dari Partai Demokrat, mantan wakil presiden Joe Biden.
Foto:

Kursi Senat dan DPR

Pemilu AS tidak cuma memilih presiden. Seperti halnya pemilu Indonesia sejak 2019, pemilu AS sejak lama diadakan serentak bersamaan dengan pemilu legislatif untuk memilih anggota dewan legislatif yang terbagi dua, yakni Senat dan DPR.

Khusus untuk Senat, pemilu yang bersamaan dengan pemilihan presiden tidak mempertaruhkan seluruh dari 100 kursi Senat.

Dan untuk pemilu kali ini hanya memperebutkan 35 dari total 100 kursi Senat yang ada. Ke-35 kursi Senat itu berasal dari 34 negara bagian di mana Georgia menjadi satu-satunya negara bagian yang memperebutkan dua kursi Senat. Sedangkan lainnya mempertaruhkan masing-masing satu kursi Senat.

Sebaliknya untuk DPR, karena anggota lembaga negara ini dipilih kembali setiap dua tahun sekali, maka praktis memilih seluruh anggotanya yang saat ini berjumlah 438 kursi. Senator atau anggota Senat memiliki masa jabatan enam tahun. Sedangkan anggota DPR memiliki masa jabatan dua tahun.

Mengingat ada irisan dengan pemilihan presiden, maka AS mengenal istilah pemilu sela atau midterm election. Pemilu sela ini memilih kembali semua anggota DPR dan lebih dari separuh dari total senator di Senat pada dua tahun pertama periode empat tahun jabatan presiden. Itu artinya pada 2022, 438 anggota DPR dan 65 senator akan kembali bertarung dalam pemilu sela.

Pada Pemilu 2020 ini Partai Demokrat tidak saja diperkirakan memenangkan kursi Gedung Putih tapi juga diprediksi mempertahankan suara mayoritas di majelis rendah legislatif DPR. Sebaliknya Republik diperkirakan akan terus menjadi kekuatan mayoritas di Senat.

Mengutip Associated Press, sampai tulisan ini disiarkan Demokrat untuk sementara menguasai 46 kursi Senat. Sedangkan Republik di ambang menjadi mayoritas dengan sementara ini memiliki 48 kursi Senat.

Dua kursi lainnya dikuasai pihak lain yang selama ini bergabung dengan kaukus Demokrat. USA Today menyimpulkan untuk sementara Demokrat dan Republik sama-sama menguasai 48 kursi Senat. Ada empat kursi Senat tersisa yang sedang diperebutkan, masing-masing satu dari Alaska, satu dari North Carolina, dan dua dari Georgia. Satu kursi Senat dari Alaska dipastikan akan jatuh ke tangan Republik mengingat Alaska adalah salah satu basis Republik.

Demokrat berpeluang mengambil satu kursi Senat dari Georgia. Sedangkan Republik diyakini besar kemungkinan bakal merebut dua kursi Senat lainnya di Georgia dan North Carolina.

Dibutuhkan 51 kursi Senat untuk menjadi mayoritas di Senat. Republik tinggal mendapatkan tiga kursi lagi agar bisa mempertahankan kendali di Senat. Sebaliknya Demokrat sepertinya akan maksimal berada pada angka 49.

Di majelis rendah DPR, Demokrat juga diproyeksikan bisa mempertahankan posisi mayoritas yang sejak pasca-pemilu sela 2018. Namun dari hitungan Associated Press dan USA Today angkanya bakal menurun dan sampai tulisan ini disiarkan Demokrat masih membutuhkan 14 suara lagi untuk menjadi mayoritas di DPR.

Jika semua skenario berjalan lancar, maka satu setengah cabang kekuasaan di Amerika Serikat (DPR dan Presiden) di ambang milik Partai Demokrat. Sedangkan satu setengah cabang kekuasaan lainnya (Senat dan lembaga yudikatif) dikuasai Partai Republik setelah cabang kekuasaan kehakiman didominasi oleh hakim-hakim konservatif pilihan Trump dan Republik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement