Selasa 29 Dec 2020 14:41 WIB

Di Balik Sinyal Erdogan Buka Hubungan dengan Israel

Analis sebut pernyataan Erdogan memberikan sinyal khusus ke Joe Biden.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto:

Seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Erdemir menilai, presiden Turki, khawatir bahwa pemerintahan Biden yang akan datang akan lebih keras kepada Turki daripada pemerintahan Trump. 

Melalui sikap diplomatik, termasuk penjangkauan setengah hati ke Israel, diharapkan akan menarik simpati dari pemerintahan AS berikutnya. Kendati begitu hal tersebut bukanlah hal mudah.

"Rekam jejak anti-Israel yang konsisten dan ledakan antisemit Erdogan selama bertahun-tahun akan membuatnya sulit untuk meyakinkan rekan-rekan Israelnya bahwa ada substansi nyata dalam jangkauannya," kata Erdemir menegaskan.

Edemir mengakui, Turki dan Israel memiliki potensi besar untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan di bidang ekonomi, diplomatik, dan keamanan.

Penulis /"Erdogan's Empire: Turkey and the Politics of the Middle East", Soner Cagaptay, mengatakan hampir 10 tahun yang lalu, Erdogan meluncurkan kebijakan luar negeri baru. Dia mendukung pemberontakan Arab dan memutuskan hubungan dengan AS dan jika perlu, dan mengalihkan arah Turki dari Eropa ke Timur Tengah.

“Tujuan akhirnya adalah menjadikan Turki negara kekuatan bintang di Timur Tengah. Itu tidak terjadi satu dekade kemudian. Turki saat ini memiliki lebih sedikit teman di Timur Tengah dalam ingatan baru-baru ini. Faktanya, kecuali Qatar dan setengah dari Libya, dia tidak memiliki teman dari Timur Tengah. Pada saat yang sama, dia tidak dapat mengandalkan sekutu tradisionalnya, Israel, AS, atau Uni Eropa," kata rekan senior di Washington Institute ini.

Menurut Cagaptay, faktor lain yang mendorong keputusan Erdogan membuka sinyal terhadap Israel adalah keinginan memikat Biden dan Kongres AS. "Saya mengikuti politik Turki dan hubungan AS-Turki selama sekitar dua dekade. Saya belum pernah melihat sentimen anti-Turki naik setinggi ini di Kongres AS. Dan saya pikir Erdogan tahu bahwa jika Turki dan Israel akan lebih dekat sekarang, Israel menjadi sekutu terdekat Amerika di Timur Tengah, itu akan mendapatkan poin bonus untuknya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement