April lalu dua agen FBI mewawancarai Morphew mengenai surat suara tersebut. Berdasarkan dokumen surat penahanan, saat ditanya mengapa ia mengirimkan surat suara itu Barry Morphew menjawab 'karena saya ingin Trump menang'.
"Saya hanya berpikir untuk memberinya satu suara lagi," kata Morphew seperti dikutip New Zealand Herald, Sabtu (15/5).
Ketika ditanya apakah ia mengetahui mengirimkan surat suara orang lain adalah ilegal, Barry Morphew menjawab 'saya tidak tahu Anda tidak dapat melakukan itu untuk pasangan Anda'. Dokumen surat penahanan menyebutkan Morphew menghadapi dua dakwaan baru yakni pemalsuan dan mencurangi surat suara.
Dokumen surat penahanan lainnya menyatakan bukti penyidik menegaskan Morphew bertanggung jawab atas kematian istrinya. Jumat (14/5) kemarin Hakim Ketua Patrick Murphy memberi perintah pada jaksa untuk merespons mosi pembelaan baru untuk membatasi akses publik ke dokumen pengadilan dalam 14 hari.
Morphew yang didampingi pengacara publik yang tidak menanggapi permintaan komentar. Sidang pembunuhan dan kecurangan pemilu akan dijadwalkan pada 27 Mei.