Jenderal Senior pemimpin kudeta itu mengunjungi pabrik senjata dalam kesempatan tersebut yang merupakan kunjungan keduanya ke luar negeri sejak kudeta.
Adapun hubungan pertahanan antara kedua negara telah berkembang sejak 2010 dengan Rusia memberikan pelatihan serta beasiswa untuk ribuan tentara Myanmar dan menjual senjata ke militer Myanmar.
Myanmar diguncang kudeta sejak 1 Februari di mana militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.
Berdasarkan catatan kelompok sipil, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP), 1.040 orang tewas sejak kudeta militer Myanmar dan 6.069 orang masih ditahan hingga 31 Agustus.