Selasa 09 Nov 2021 16:45 WIB

AS Waswas Kekuatan Militer China yang Tumbuh Pesat

China dilaporkan menguasai senjata hipersonik hingga kemajuan di luar angkasa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Tamu undangan dan perwira militer berjalan melewati J-16D yang dipamerkan selama Pameran Penerbangan dan Dirgantara Internasional China ke-13, juga dikenal sebagai Airshow China 2021, pada Selasa, 28 September 2021, di Zhuhai di provinsi Guangdong, China selatan. Angkatan udara PLA menampilkan pesawat perang elektronik J-16D untuk pertama kalinya, menurut Kantor Berita resmi China.
Foto:

Dalam laporan terbaru, Pentagon tentang kekuatan militer China menunjukkan bahwa, China secara agresif membangun cadangan nuklirnya, dan mengembangkan kemampuan rudal baru. China juga memperkuat angkatan bersenjata mereka  di tengah pandemi Covid-19.

“Meskipun ada tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, Beijing melanjutkan upaya untuk memajukan pembangunan secara keseluruhan termasuk memantapkan pertumbuhan ekonominya, memperkuat angkatan bersenjatanya, dan mengambil peran yang lebih tegas dalam urusan global,” menurut laporan Pentagon setebal hampir 200 halaman itu.

Sejak 2018, China dinobatkan sebagai ancaman pertahanan utama bagi AS dan Rusia. Tetapi kemajuan terbaru China membuat anggota Kongres dari Partai Republik memperingatkan tentang ancaman yang semakin meningkat.

"Kami berada di posisi paling terancam, saya percaya, negara kami pernah berada dalam posisi yang ditunjukkan oleh China," ujar anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat James Inhofe.

Sementara itu, anggota peringkat Komite Angkatan Bersenjata House of Representative, Mike Rogers, mengatakan, AS perlu menanggapi China dengan modernisasi pertahanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para analis juga menangkap kemampuan nuklir China yang berkembang.

Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) merilis laporan yang merinci tiga silo rudal yang sedang dikembangkan di kota Yumen, Hami dan Ordos. Salah satu penulis laporan FAS, Hans Kristensen, mengatakan kepada The Hill bahwa, Washington harus lebih peduli tentang Beijing yang memodernisasi militernya.

 “Terutama semacam vis-a-vis Taiwan, tetapi tentu saja, juga di Laut Cina Selatan.  Karena itu adalah area di mana perang konvensional bisa meletus, atau bentrok, dan dari situasi itu bisa memicu peningkatan potensi penggunaan senjata nuklir. Tapi tentu saja, dibutuhkan perang konvensional untuk pecah terlebih dahulu," kata Kristensen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement