Kamis 03 Feb 2022 15:22 WIB

Kamboja tak Undang Junta Myanmar ke Pertemuan Retret Menlu ASEAN

Tak ada kemajuan signifikan dalam penerapan lima poin konsensus untuk krisis Myanmar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Demonstran berbaris selama protes terhadap kudeta militer Myanmar, di Yangon, Myanmar, 22 Februari 2021. Bisnis ditutup dan ribuan demonstran anti-kudeta turun ke jalan untuk pemogokan umum nasional yang disebut pemberontakan 22222 atau Lima Dua, mengacu pada Tanggal, 22 Februari 2021, meski junta militer memperingatkan adanya kekuatan mematikan.
Foto:

Kamboja, selaku ketua ASEAN tahun ini, telah mengindikasikan ingin terlibat dengan junta Myanmar dan bukan mengisolasi mereka. Beberapa negara ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura, telah meminta Kamboja agar tidak menyerah pada lima poin konsensus yang disepakati di Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta pada April 2021.

Lima poin konsensus merupakan bentuk upaya ASEAN untuk mengatasi krisis Myanmar pasca-kudeta yang dilakukan militer pada 1 Februari 2021. Negara tersebut diguncang gelombang demonstrasi yang menentang langkah militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil. Militer Myanmar kemudian merespons aksi unjuk rasa tersebut secara represif dan brutal. Lebih dari 1.500 orang dilaporkan tewas dan setidaknya 11.800 lainnya ditangkap selama demonstrasi digelar.

Dalam lima poin konsensus, ASEAN menyerukan agar aksi kekerasan di Myanmar segera diakhiri dan para pihak menahan diri sepenuhnya. Myanmar pun diminta segera memulai dialog konstruktif guna menemukan solusi damai. Selanjutnya utusan khusus ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN. ASEAN pun akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Terakhir, utusan khusus dan delegasi ASEAN bakal mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement