Kamis 17 Feb 2022 16:20 WIB

Rusia Perluas Pengaruh di Ukraina Lewat Pembuatan Paspor Jalur Cepat

Lebih dari 720 ribu penduduk di Ukraina Timur menerima paspor Rusia via jalur cepat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Warga menunjukkan paspor Rusia mereka di Donetsk, Ukraina, 27 Juni 2020.
Foto:

Dalam kurun waktu antara satu hingga tiga bulan penduduk Donetsk sudah mengantongi paspor Rusia. Penduduk Donetsk yang telah mengajukan paspor Rusia mengatakan, memiliki kewarganegaraan Rusia dapat memberikan perlindungan 

“Kerabat (di Rusia) memberi tahu kami bahwa Putin tidak akan meninggalkan kami dan semuanya akan baik-baik saja,” kata pensiunan berusia 62 tahun, Nelya Dzyuba.

Selain itu, memiliki kewarganegaraan Rusia dapat memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan ke Rusia dan menikmati manfaat seperti warga Rusia lainnya, seperti perawatan kesehatan gratis. Namun pemegang paspor harus melalui birokrasi tambahan, meskipun Putin telah meminta kepada pihak berwenang untuk memberikan kemudahan akses.

Penduduk Donetsk dan Luhansk dengan paspor Rusia diizinkan untuk memilih dalam pemilihan parlemen Rusia tahun lalu. Mereka diangkut dengan bus ke wilayah tetangga Rostov di Rusia untuk memberikan suara mereka.

Pada Desember, Partai Rusia Bersatu yang berkuasa di Kremlin menerima pejabat tinggi dari pemerintahan Donetsk dan Luhansk ke dalam jajarannya, bersama dengan sekitar 200 penduduk biasa di daerah yang dikuasai pemberontak. Analis politik mengatakan, pendekatan Rusia kepada penduduk di wilayah yang dikuasai separatis berpotensi memberikan hampir satu juta suara tambahan untuk Putin dan Partai Rusia Bersatu.

Para pejabat Rusia telah berulang kali menuduh Kyiv berencana untuk merebut kembali daerah-daerah yang dikuasai pemberontak dengan paksa. Rusia telah berjanji untuk menanggapi jika hal itu terjadi.  

Seorang ahli militer di lembaga think tank Razumkov Center yang berbasis di Kyiv, Mykola Sunhurovskyi, mengatakan, Rusia dapat membela kepentingan warga Rusia di Donetsk dan Luhansk sebagai dalih untuk memulai perang.

Sunhurovskyi mencatat bahwa Rusia menggunakan dalih serupa pada 2008 selama perang dengan Georgia. Tepatnya setelah membagikan paspor Rusia kepada penduduk di wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia yang memisahkan diri.

Analis politik mengatakan, Kremlin lebih tertarik untuk menjaga status daerah yang dikuasai pemberontak dan menunjukkan bahwa mereka memiliki sejumlah opsi di atas meja. Apakah itu mengakui kemerdekaan mereka atau mengerahkan pasukan untuk melindungi warga Rusia di wilayah tersebut.

 

“Sejauh ini tidak ada kepentingan politik.  Sebaliknya, ada kepentingan politik dalam menakut-nakuti, baik di Ukraina dan tetangga NATO-nya, dengan retorika seperti itu,” kata Oreshkin.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement