Selasa 19 Apr 2022 00:07 WIB

Sanksi Barat Kepada Rusia akan Merugikan Serbia

Serbia yakin akan mendapatkan gas Rusia dengan harga yang lebih terjangkau.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Serbia, Aleksandar Vucic.
Foto:

Ancaman palsu dikirim dari Ukraina dan Polandia. Pada tanggal 28 Maret, pesawat Air Serbia yang sedang dalam perjalanan ke St. Petersburg menerima ancaman bom. Pesawat langsung kembali ke Serbia untuk diperiksa.

Presiden Vucic mengatakan, saat ini Air Serbia tidak lagi menerima ancaman bom. Namun, pada suatu waktu ketika pesawat terbang di atas Slovakia, ancaman bom datang lagi. Tetapi pilot melanjutkan penerbangan, karena mengetahui bahwa ancaman ini adalah palsu.

Vucic menjelaskan, ancaman bom palsu ini dilakukan oleh agen asing dari satu negara di Eropa dan Ukraina. Menurut Vucic, ancaman bom ini adalah upaya untuk menekan Serbia agar menjatuhkan sanksi kepada Rusia. 

"Agen asing melakukan ini, dan mereka melakukannya dari dua negara, satu negara di Uni Eropa dan lainnya di Ukraina. Kamu melanjutkan penerbangan, karena kami ingin menunjukkan bahwa kami adalah negara bebas dan kami membuat keputusan sendiri. Jangan putuskan untuk kami kapan harus membatalkan penerbangan," ujar Vucic. 

Serbia menerima pengiriman sistem antipesawat canggih Cina dalam operasi terselubung akhir pekan ini. Pengiriman berlangsung di tengah kekhawatiran Barat bahwa, penumpukan senjata di Balkan ketika perang Rusia- Ukraina dapat mengancam perdamaian di kawasan itu.

Pakar media dan militer pada Ahad (10/4/2022) mengatakan, enam pesawat angkut Angkatan Udara Cina Y-20 mendarat di bandara sipil Beograd pada Sabtu (9/4/2022) pagi. Pesawat tersebut dilaporkan membawa sistem rudal darat-ke-udara, HQ-22 untuk militer Serbia Sejauh ini Kementerian pertahanan Serbia tidak  menanggapi permintaan komentar.

"Kehadiran Y-20 di Eropa dalam jumlah berapa pun juga masih merupakan perkembangan yang cukup baru," tulis majalah online The Warzone.

Presiden Vucic mengkonfirmasi pengiriman rudal sistem jarak menengah yang disepakati pada 2019. Dia mengatakan, rudal itu akan menghadirkan kebanggaan terbaru dari militer Serbia. Dia sebelumnya mengatakan, negara-negara NATO menolak untuk mengizinkan penerbangan pengiriman sistem rudal di atas wilayah mereka, karena ketegangan atas agresi Rusia di Ukraina.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement