Khan menambahkan, tiga kata untuk menggambarkan tindakan pasukan Israel tersebut adalah penggunaan kekerasan yang memalukan, tidak hormat, dan tidak proporsional. Polisi Israel meluncurkan penyelidikan atas perilaku petugas yang menyerang pelayat. Tetapi saudara laki-laki Shireen Abu Akleh, Anton Abu Akleh mengatakan, tidak ada harapan untuk menunggu penyelidikan independen.
“Polisi Israel awalnya mengatakan bahwa mereka bertindak atas instruksi keluarga, sesuatu yang Tony (Anton) katakan tidak pernah terjadi. Narasi polisi Israel telah benar-benar terkoyak" ujar Khan.
Serangan polisi Israel terhadap pelayat yang menghadiri pemakaman Abu Akleh pada Jumat (13/5/2022) mengundang kecaman di seluruh dunia. Serangan ini menambah keterkejutan dan kemarahan terhadap pembunuhan Abu Akleh.
Abu Akleh (51 tahun) ditembak oleh militer Israel di bagian kepala ketika sedang meliput serangan di kamp pengungsi Jenin, di wilayah pendudukan Tepi Barat. Abu Akleh disebut sebagai jurnalis yang menyuarakan kesulitan hidup warga Palestina di bawah kekuasaan Israel. Saat ditembak Abu Akleh menggunakan rompi pelindung dengan tulisan "Press".
Militer awalnya menuduh orang-orang bersenjata Palestina bertanggung jawab atas kematian Abu Akleh. Namun pernyataan militer Israel berubah. Mereka mengatakan, tidak diketahui siapa yang menembakkan peluru mematikan itu.
Namun menurut harian Israel Haaretz, pihak berwenang Israel menginterogasi tentara yang diyakini telah menembakkan peluru itu. Militer Israel mengatakan bahwa, seorang tentara itu sedang duduk di dalam kendaraan yang berjarak 190 meter dan tidak melihat Abu Akleh.
Advertisement