Senin 12 Sep 2022 18:50 WIB

Pemilik Restoran Tampilkan Biaya Listrik dan Gas kepada Pelanggan di Italia

Pemilik restoran mengeluhkan kenaikan biaya energi hingga 300 persen.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah warga menikmati minuman hangat pada salah satu kafe di Roma, Italia, Senin (26/4). Pemilik bar dan restoran di seluruh Italia telah memutuskan untuk berbagi rasa sakit dengan pelanggan mereka. Para pemilik kedai memamerkan tagihan gas dan listrik yang meroket.
Foto:

Pemilik bisnis menyarankan pemerintah mengadopsi langkah-langkah mendesak yang serupa dengan yang disetujui untuk membantu warga dan perusahaan mengatasi darurat pandemi virus korona, termasuk bantuan fiskal dan hibah khusus. "Saya pikir memberi tekanan pada bisnis seperti bar dan restoran berisiko menghentikan ekonomi,” kata Catalano.

"Ada beberapa bantuan publik selama periode Covid, dan berkat itu, kami mulai melihat cahaya di ujung terowongan … Sekarang saatnya pemerintah turun tangan lagi," ujarnya.

Roberto Castroni memiliki toko kelontong bersejarah yang menyandang nama keluarganya di pusat kota Roma. Dia setuju dengan banyak pengecer bahwa pemerintah harus bertindak cepat untuk menghindari bencana ekonomi.

"Jika bisnis bertahan, mereka terus berproduksi dan mereka dapat membayar pinjaman mereka. Namun jika pemerintah membiarkan mereka mati, maka itu adalah malapetaka," kata Castroni.

Menurut Castroni, beberapa dana dapat diberikan melalui hibah yang tidak perlu dikembalikan. Sementara yang lain dapat ditawarkan oleh sistem perbankan melalui pinjaman jangka panjang.

Pemerintah sementara Italia yang dipimpin oleh Mario Draghi sedang menyiapkan paket tindakan baru. Upaya ini bertujuan membantu keluarga dan bisnis mengatasi krisis energi saat musim dingin tiba.

 

Hanya saja menemukan respons konkret terhadap rekor inflasi tinggi dan melonjaknya biaya energi yang membebani bisnis dan warga akan menjadi tugas awal yang menantang. Italia akan mengadakan pemilihan nasional yang akan diadakan pada 25 September. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement