"Kebutuhan semakin besar setiap tahun. Kami membutuhkan konstruksi dan kami membutuhkan lahan kuburan," kata An-Najar menambahkan.
Tingginya kebutuhan tempat tinggal dan terbatasnya lahan, membuat area pemakaman masuk dalam daftar prioritas untuk pemukiman. Beberapa serangan Israel ke Gaza telah merusak ribuan unit rumah.
Dengan begitu banyak tuntutan yang saling bersaing, kebutuhan akan lebih banyak ruang pemakaman telah jatuh ke dalam daftar prioritas, terutama mengingat perang berulang yang telah merusak ribuan unit rumah. Kementerian Wakaf telah menutup 24 kuburan yang telah mencapai kapasitas. Kendati demikian, banyak keluarga terus menguburkan keluarga mereka yang meninggal dunia di kuburan tua di dekat rumah mereka.
“Dilarang mengubur di sini dan sulit mencari tempat, tetapi orang-orang tidak mendengarkan. Saya mencoba menghentikan mereka tapi tidak bisa," kata Khaled Hejazi, seorang penjaga Wakaf di pemakaman Sheikh Radwan di Gaza.
Sementara Najar mengatakan, mereka telah mengalokasikan lahan kuburan baru di empat kota lain di wilayah Gaza. Tetapi mereka harus segera menemukan pengganti pemakaman terbesar yang terletak di Gaza utara. Sekitar 750 ribu orang tinggal di area pemakaman tersebut.
"Ini akan penuh, dan mungkin dalam tiga atau empat tahun kita tidak akan menemukan tanah yang digunakan untuk pemakaman," kata Najar.