Ahad 09 Oct 2022 07:15 WIB

Pasukan Israel Kembali Tembak Mati Dua Warga Palestina

Selain warga, Israel juga turut melancarkan tembakan ke arah jurnalis.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Warga Palestina bersenjata berbaris saat pemakaman Mahmoud Al-Sous, di kota Jenin, Tepi Barat, Sabtu, 10 Oktober 2018. 8, 2022. Tentara Israel menembak dan membunuh dua warga Palestina pada hari Sabtu dalam baku tembak yang meletus selama serangan militer di Tepi Barat. Militer Israel mengatakan telah menangkap seorang agen berusia 25 tahun dari kelompok militan Jihad Islam yang sebelumnya telah dipenjarakan oleh Israel. Dikatakan pria itu baru-baru ini terlibat dalam serangan penembakan terhadap tentara Israel.
Foto:

Akhir bulan lalu, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, menyoroti terus berlanjutnya aksi kekerasan yang dilakukan Israel terhadap anak-anak Palestina. Menurut dia, pelanggaran Israel terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, tetap berlangsung.

“Saya sangat terkejut bahwa anak-anak (Palestina) terus terbunuh dan terluka dalam jumlah besar. Anak-anak tidak boleh menjadi sasaran kekerasan atau berada dalam bahaya,” kata Wennesland saat berbicara di Dewan Keamanan PBB, 28 September lalu, dikutip laman UN Geneva.

Dia mengingatkan, sesuai resolusi 2334 Dewan Keamanan PBB, segala bentuk tindak kekerasan terhadap warga sipil harus dihindari. Wennesland menyebut, Israel hanya diperkenankan menggunakan “kekuatan mematikan” ketika situasinya tak bisa lagi dielakkan untuk melindungi kehidupan.

Selain kekerasan terhadap anak-anak Palestina, Wennesland turut menyoroti masih berlanjutnya proyek pembangunan permukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki. Dia menegaskan bahwa hal itu tak sejalan dengan ketentuan resolusi 2334 yang diadopsi pada Desember 2016.

Wennesland berpendapat, negosiasi Israel-Palestina tidak bisa lagi ditunda tanpa batas. “Tidak adanya proses perdamaian yang bermakna untuk mengakhiri pendudukan Israel dan menyelesaikan konflik memicu kerusakan berbahaya di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, khususnya di Tepi Barat, dan mendorong persepsi bahwa konflik tidak bisa diselesaikan,” ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement