Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada Mei 2011 karena cara brutal Assad menangani protes warga sipil yang memulai revolusi Suriah. Sejak saat itu, konflik di Suriah meletus hingga bertahun-tahun.
"Hari ini, kami mengirim pesan ke komunitas Arab dan internasional untuk menolak kembalinya penjahat Bashar al-Assad ke Liga Arab. Mereka seharusnya meminta pertanggungjawabannya alih-alih menjabat tangannya yang berlumuran darah rakyat Suriah," kata Naif Shaban, seorang aktivis hak asasi manusia dan pengungsi sipil dari Wadi Barada di pedesaan Damaskus.
"Normalisasi tidak akan mengubah apapun bagi kami karena ini telah terjadi di bawah meja selama 12 tahun terakhir. Hari ini, itu terjadi di depan umum," kata Shaban
Perang Suriah pecah setelah penindasan Presiden Assad terhadap demonstrasi damai anti-pemerintah pada 2011. Aksi protes kemudian meningkat menjadi konflik mematikan yang menarik kekuatan asing dan berbagai kelompok bersenjata.
Lebih dari setengah juta orang telah terbunuh, dan sekitar setengah dari populasi sebelum perang di negara itu terpaksa meninggalkan rumah mereka. Kota Idlib adalah rumah bagi sekitar tiga juta orang, setengah dari mereka telantar akibat perang.
Di kota Al-Bab, Suriah, sekitar 1.000 orang melakukan protes serupa. Salah satu penyelenggara protes di kota itu, Jalal Talawi, mengatakan, para demonstran menunjukkan penolakan tegas mereka terhadap kehadiran Assad di KTT Liga Arab dan normalisasi negara Arab dengan rezim Assad.
"Banyak orang hari ini terlantar oleh rezim al-Assad dan para pendukungnya. Pesan kami sangat jelas, revolusi kami akan berlanjut sampai kami mencapai tujuannya dan itu adalah kebebasan dan pembebasan dari rezim ini," ujar Talawi.