Senin 27 Nov 2023 08:28 WIB

Pertukaran Tahanan Gelombang Ketiga, 39 Warga Palestina Dibebaskan

Warga Palestina menunggu bus Palang Merah yang membawa para tahanan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina yang menjadi sandera Israel merayakan kebebasannya bersama warga yang menunggu mereka, setelah meninggalkan penjara militer Isareli Ofer, di kota Beitonia dekat Ramallah, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.
Foto:

Sementara itu, pada Ahad Hamas menyerahkan 13 tawanan Israel, termasuk sembilan anak-anak dan empat warga negara asing yaitu tiga warga Thailand dan satu warga Israel Rusia kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Hamas mengatakan, warga Israel-Rusia yang itu dibebaskan sebagai tanggapan atas upaya Presiden Rusia Vladimir Putin dan sebagai pengakuan atas posisi Rusia dalam mendukung Palestina.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan, seorang gadis Israel-Amerika berusia empat tahun, Abigail Edan, yang orang tuanya terbunuh dalam serangan Hamas 7 Oktober, juga termasuk di antara mereka yang dibebaskan. “Dia bebas dan berada di Israel,” kata Biden.

Biden menambahkan, seorang warga negara Amerika lainnya yaitu seorang wanita berusia 45 tahun juga telah dibebaskan.  Biden juga mendesak semua pihak untuk memperpanjang perjanjian gencatan senjata agar memungkinkan lebih banyak pembebasan.

Pertukaran tawanan tertunda beberapa jam pada Sabtu setelah Hamas menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata.  Kebuntuan ini memicu kekhawatiran bahwa kesepakatan itu berisiko gagal.

Kebuntuan diselesaikan setelah mediasi oleh Qatar dan Mesir. Sekitar 150 tahanan Palestina dan 50 warga sipil yang ditahan di Gaza akan dibebaskan dalam waktu empat hari berdasarkan kesepakatan Israel-Hamas.

Serangan darat dan udara Israel di Jalur Gaza yang terkepung sejauh ini telah membunuh lebih dari 15.000 warga Palestina dan menghancurkan bangunan. Mulai dari rumah, sekolah, rumah sakit, toko roti, gereja, masjid, dan fasilitas publik lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement