Sabtu 01 Oct 2016 16:24 WIB

Serangan Sehari Tewaskan 23 Warga Aleppo

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Seorang anak menyaksikan bangunan bekas pengeboman di Aleppo, Suriah.
Foto: REUTERS/Abdalrhman Ismail
Seorang anak menyaksikan bangunan bekas pengeboman di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Lagi-lagi korban sipil berjatuhan. Terbaru pada Jumat (30/9), sedikitnya 23 orang tewas dalam serangan sehari di Aleppo. Kelompok monitor mengatakan serangan dilakukan pasukan pemerintah Suriah, Rusia dan militan antipemerintah.

Serangan udara oleh jet tak teridentifikasi menewaskan sedikitnya 12 orang di distrik kepungan oposisi di Aleppo timur. Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) meyakini jet tersebut milik pemerintah Suriah dan sekutunya.

Pembombardiran ini semakin intensif dari hari ke hari. SOHR mengatakan rumah sakit lokal sudah tidak bisa lagi menampung korban yang terus berdatangan. Pasokan dan peralatan medis pun kian menipis.

Sebanyak 11 korban sipil lainnya tewas dalam serangan kelompok antipemerintah. SOHR mendapat informasi dari aktivis di dalam Suriah.

Sementara di Jenewa, Dewan HAM PBB mengecam serangan berkelanjutan yang menargetkan warga sipil Aleppo. Dewan mengeluarkan resolusi berisi kecaman keras terhadap serangan militer oleh pasukan loyalis otoritas Suriah.

Resolusi tersebut dilawan Rusia. Dewan menyeru pihak terkait untuk segera menghentikan aksi tanpa pandang bulu dan pengeboman terhadap populasi sipil. Resolusi ini dirancang oleh negara Barat dan Arab, menghasilkan 26 suara sepakat.

Dilansir Aljazirah, hari Jumat adalah peringatan satu tahun bantuan udara Rusia di Suriah. Sejak saat itu lebih dari 9.000 orang tewas, termasuk 3.800 sipil. Sementara 5.500 sisanya adalah militan ISIS. Sebanyak 20 ribu orang dilaporkan terluka.

Rusia telah menyangkal angka-angka SOHR tersebut. "Kami pikir informasi soal apa yang terjadi di Rusia oleh organisasi yang berbasis di Inggris itu tidak bisa diandalkan," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dilansir Aljazirah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement