Senin 20 Nov 2017 12:52 WIB

Rusia, Iran, dan Turki Bertemu Bahas Suriah

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: Kremlin Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan dengan Iran dan Turki di kediaman resminya di kota pesisir Sochi. Ketiga negara akan membahas penyelesaian konflik Suriah.

Seperti dilansir dari Aljazirah, Ahad (19/11), pertemuan yang diagendakan pada Rabu akan didahului dengan sebuah pertemuan pada Ahad di kota resor Antalya di Turki antara menteri luar negeri ketiga negara tersebut.

Pertemuan ketiga negara digelar beberapa hari setelah Rusia memveto rancangan Dewan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperluas mandat misi PBB menyelidiki penggunaan senjata kimia di Suriah.

Duta Besar AS Nikki Haley menuduh Moskow melakukan tindakan keras terhadap upaya internasional dalam mencegah serangan kimia. Ia mengatakan tindakan Rusia menjadi pertanda buruk bagi peran masa depan Rusia dalam usaha perdamaian Suriah.

"Bagaimana, kemudian, bisakah kita mempercayai dugaan dukungan Rusia untuk perdamaian di Suriah? Bagaimana seseorang bisa mengajukan usulan perundingan politik di Sochi dengan serius?" Katanya.

Menurut juru bicara Putin, Dmitry Peskov, KTT tersebut hanya akan mencakup tiga negara ini, karena mereka adalah penjamin penyelesaian politik dan stabilitas dan keamanan di Suriah.

Ketiga negara tersebut menengahi gencatan senjata di Suriah pada Desember 2016 dan mengadakan pembicaraan damai di ibu kota Kazakhstan Astana bersamaan dengan perundingan yang didukung PBB di Jenewa.

Kolaborasi ini terlepas dari kenyataan bahwa Turki masih secara resmi berada di sisi yang berlawanan dari konflik Suriah. Adapun Rusia dan Iran mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu memuji aliansi untuk memperbaiki situasi di Suriah selama enam bulan terakhir.

"Sejak Aleppo, kami telah bekerja sama dengan Rusia, dan kami telah membuat banyak kemajuan. Akhirnya, kami juga memasukkan Iran ke sistem dan prosesnya. Dan inilah hasilnya. Situasi di lapangan jauh lebih baik daripada enam bulan yang lalu," katanya.

Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, mengatakan ketiga pemimpin tersebut akan membahas kemajuan dalam mengurangi kekerasan di Suriah dan memastikan bantuan kemanusiaan diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement