Senin 15 Oct 2018 17:19 WIB

Arab Saudi Balas Ancam Negara Pengecam Kasus Khashoggi

Negara Eropa menekan Saudi untuk menjelaskan hilangnya Khashoggi.

Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi.
Foto: AP
Jamal Khashoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi pada Ahad (14/10) memperingatkan akan membalas ancaman terkait wartawan hilang bernama Jamal Khashoggi. Beberapa negara Eropa meningkatkan tekanan sementara dua lagi petinggi perusahaan Amerika Serikat membatalkan rencana menghadiri pertemuan pemodal, yang digelar Saudi.

Khashoggi adalah penduduk Amerika Serikat serta penulis kolom surat kabar Washington Post yang bersikap kritis terhadap kebijakan Riyadh. Ia hilang pada 2 Oktober setelah memasuki gedung konsulat Saudi di Istanbul, ibukota Turki.

Baca Juga

Turki meyakini bahwa Khashoggi dibunuh dan mayatnya sudah dipindahkan. Arab Saudi membantah kecurigaan tersebut.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengancam akan "mengeluarkan hukuman keras" jika ternyata Khashoggi dibunuh di dalam konsulat. Kendati ia mengatakan Washington akan "menghukum dirinya sendiri" jika AS menghentikan penjualan militer ke Riyadh.

"Kerajaan sangat menolak ancaman atau upaya apa pun yang meremehkan, apakah dengan mengancam akan mengeluarkan sanksi ekonomi, menggunakan tekanan politik atau mengulang tuduhan-tuduhan palsu," kata seorang pejabat yang tak disebutkan namanya seperti dikutip kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).

"Kerajaan juga menegaskan akan menjalankan tindakan lebih luas terhadap (ancaman) apa pun dan bahwa perekonomian Kerajaan memiliki peranan berpengaruh dan sangat penting dalam perekonomian global," kata pejabat tersebut.

Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington kemudian mencuit pernyataan, yang disebutnya sebagai klarifikasi, dengan menyampaikan terima kasih kepada negara-negara, termasuk Amerika Serikat, yang tidak sembarangan mengambil kesimpulan atas kasus tersebut.

Sebagai tanda bahwa Arab Saudi kemungkinan akan mencari jalan diplomatik menyangkut insiden tersebut, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menekankan kekuatan hubungan Saudi-Turki dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Raja menyatakan terima kasih kepada Erdogan karena menyambut baik usul Saudi soal pembentukan kelompok kerja bersama untuk membahas menghilangnya Khashoggi. Raja mengatakan tidak ada pihak yang bisa meremehkan hubungan mereka.

Negara Eropa dengan perekonomian terbesar, yakni Inggris, Prancis, dan Jerman, mengatakan pada Ahad bahwa mereka memperlakukan kasus Khashoggi dengan "sangat serius".

"Penyelidikan yang bisa dipercaya perlu dibentuk untuk mengetahui apa yang terjadi dan, jika terkait secara langsung, mengidentifikasi siapa pelaku penghilangan Jamal Khashoggi, dan memastikan si pelaku diadili," kata negara-negara itu dalam pernyataan bersama.

"Kami mendorong Saudi dan Turki menjalankan upaya tersebut dan kami berharap Pemerintah Saudi memberikan tanggapan lengkap dan rinci. Kami telah menyampaikan pesan ini secara langsung kepada pihak berwenang Saudi," katanya.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian, dan Menlu Jerman Heiko Maas, itu tidak menyebutkan tindakan yang kemungkinan akan diambil negara tersebut. Hunt kemudian mengatakan bahwa jika Arab Saudi terbukti bersalah, "kami akan memikirkan cara sesuai untuk bertindak atas keadaan tersebut".

Baca: Bantahan Saudi di Kasus Khashoggi Dinilai tak Masuk Akal

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement